TEMPO.CO, Gresik - Banjir akibat luapan anak sungai Bengawan Solo kembali memakan korban jiwa. Tiga warga Desa Gadingwatu, Kecamatan Menganti, Kabupaten Gresik, meninggal akibat terseret arus, Jumat, 6 Februari 2015.
Korban tewas adalah Heni Pratama Putra, 15 tahun, dan Sutris, 20 tahun, dan M. Martoni, 21 tahun. “Ketiganya sudah dimakamkan bersamaan di TPU Dusun Kajar, Desa Gadingwatu, Kecamatan Menganti, Gresik, Sabtu pukul 07.00 tadi,” ujar Camat Menganti Sutrisno saat dihubungi Tempo, Sabtu, 7 Februari 2015.
Sutrisno mengungkapkan, semula ada 16 orang yang saling bertetangga hendak berjalan-jalan. Namun, hanya delapan orang yang kemudian ke luar rumah. Mereka ingin melihat warga yang mencari ikan di jembatan sungai Kali Lamong di Desa Gadingwatu karena airnya meluap. Saat pulang pukul 17.30 WIB, mereka melewati pematang sawah yang terendam banjir dan berarus kuat.
Dari salah satu korban yang selamat, Sutrisno mendapat cerita bahwa mereka tak mengetahui pasti kedalaman air di pematang sawah itu. Kedalaman air tampak hanya sebatas bawah lutut. Namun dasar pematang licin dan lembek. Sehingga korban yang berjalan paling depan terjerembab.
“Ada yang bisa berenang, ada yang tidak. Yang lainnya menolong, tapi kemudian ikut-ikutan terseret dan tenggelam Akhirnya yang 3 orang tidak bisa tertolong meskipun sudah diupayakan,” ujarnya.
Sedangkan kelima korban lainnya yang sempat tenggelam berhasil selamat kini masih dirawat intensif di RSI Cahaya Giri, Bringkang, Menganti, Gresik. “Lima orang yang selamat yaitu Rama (16), Andy Romadhani (18), Jainuri Eri Erianto (17), Angga (20). Semuanya masih bertetangga. Hanya Eko Tri Cahyono (30), karyawan swasta yang bertempat tinggal di Desa Boteng,” kata dia.
Banjir akibat luapan anak sungai Bengawan Solo itu terjadi tiap tahun. Ini merupakan yang kedua dalam musim penghujan kali ini, setelah terjadi pada pertengahan Desember 2014.
Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Gresik, sedikitnya 3 kecamatan terendam, yakni Kecamatan Menganti, Cerme, dan Benjeng. Total terdapat 32 desa yang terdampak, dengan 4.411 rumah dan 12.722 jiwa menjadi korban. Serta 2.558 hektare sawah dan 1.199 tambak yang terendam.
ARTIKA RACHMI FARMITA