TEMPO.CO, Purwokerto- Adalah Arie Grobbee, anggota Paguyuban Sambungroso Jawa-Suriname yang pertama kali melakukan penelusuran asal-usul Sapoen, yang diduga leluhur kandidat presiden Suriname, Raymond Sapoen. Bersama Tempo, Arie mendatangi Desa Kanding untuk menemui kerabat Sapoen yang diduga masih hidup. "Awalnya saya mencari data di kearsipan Belanda dan menemukan jejak Sapoen di Suriname," kata Arie, di Kantor Balai Desa Kanding, Kecamatan Somagede Banyumas, Jawa Tengah, Kamis 5 Februari 2015.
Dalam sepekan terakhir ini, warga Desa Kanding, Kecamatan Somagede, Banyumas, dihebohkan kabar calon presiden di Negara Suriname di Benua Amerika. Satu kandidat calon Presiden Suriname adalah Raymond Sapoen diduga keturunan orang Jawa yang berasal dari Banyumas. Sapoen merupakan kakek Raymond Sapoen.
Arie Grobbee, warga keturunan Belanda yang kini bermukim di Desa Karangbanjar, Purbalingga. Sudah setahun ini, ia melakukan penelusuran terhadap keluarga Jawa yang dulu pernah menjadi kuli kontrak di Suriname. Berdasarkan data dari arsip nasional Belanda, Sapoen berangkat ke Suriname pada tahun 1928. Ia menumpang kapal yang berangkat dari Jakarta menuju Paramaribo, Suriname.
Kapal Merauke II yang mengangkut Sapoen lepas jangkar pada 30 Juni 1928. Dalam dokumen yang dimiliki Arie, alamat Sapoen tertera jelas berasal dari Desa Kanding Banyumas. Belum disebutkan ada nama provinsi di dokumen tersebut. Saat itu Sapoen tercatat berumur 25 tahun dengan tinggi badan 146 centimeter. Agama yang tertulis, Islam.
Dalam dokumen tersebut juga tertulis masa kontrak Sapoen yang tercatat mulai 18 Agustus 1928 hingga 18 Agustus 1933. Namun tak jelas, apakah Sapoen berhasil kembali ke Jawa atau menetap di Suriname.
Arie mengatakan, Belanda memang rapi dalam membuat arsip. Ia bahkan berhasil menelusuri silsilah keluarganya berdasarkan arsip yang sudah tersimpan hingga 650 tahun. "Saya berhasil menemukan beberapa keluarga Suriname dari penelusuran dokumen arsip yang dikasih teman saya di Belanda," katanya.
Kepala Desa Kanding Awal Nurhandoko mengatakan, Sapoen memang benar berasal dari desanya. "Tapi apakah Raymond Sapoen merupakan keturunan Sapoen, masih harus dikonfirmasi," katanya.
Suriname merupakan negeri bekas jajahan Belanda yang berada di Benua Amerika. "Kami sudah menelusuri kabar ini, juga perangkat desa yang lain," kata Sekretaris Desa Kanding Agus Priyanto saat ditemui Tempo di Balai Desa Kanding.
Ia sendiri tak bisa memastikan apakah Raymond merupakan keturunan generasi keempat dari Sapoen, yang dibawa Belanda ke Suriname sebagai pekerja kontrak. Namun ia memastikan Sapoen memang berasal dari Desa Kanding. Berdasarkan penelusurannya, Sapoen yang pergi meninggalkan desa pada tahun 1926 memang belum pernah kembali ke desa itu. Berdasarkan penelusuran ke sesepuh desa, Sapoen diduga hilang saat sedang bekerja.
Radam, 83 tahun, warga Desa Kanding, memastikan bahwa Sapoen berasal dari desa tersebut. Ketika Radam melihat foto Sapoen, ia langsung ingat dan yakin. "Ini memang benar Sapoen," kata Radam. Radam mengatakan Sapoen memang dulu berpamitan untuk merantau dan tak pernah kembali ke desa itu. Ia juga mengaku tak tahu Sapoen pergi ke mana. Ia hanya ingat mata Sapoen agak juling. Sedangkan kaki Sapoen juga dikenal besar dan kuat.
ARIS ANDRIANTO