TEMPO.CO, Jombang - Kabupaten Jombang menolak menetapkan status kejadian luar biasa demam berdarah dengue di wilayahnya. Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Jombang Mas Imam Ali Affandi menjelaskan, penetapan KLB suatu wabah penyakit harus disertai dengan ketersediaan dana yang cukup.
"Bagi saya, ada KLB atau tidak kami tetap melakukan langkah-langkah pencegahan dan pemberantasan DBD," kata Imam, Senin, 26 Januari 2015. Imam menuturkan, hingga hari ini, Dinas Kesehatan Jombang belum menerima surat pemberitahuan tentang penetapan KLB DBD dari Pemerintah Provinsi Jawa Timur. "Kami akan tanyakan karena, konsekuensinya, Pemerintah Provinsi harus menyiapkan dana." (Baca: Jawa Timur Alami 'Peak Season' Demam Berdarah)
Sebelumnya, Gubernur Jawa Timur Soekarwo menetapkan status KLB DBD terhadap sepuluh kabupaten dan satu kota di Jawa Timur. Yakni Kabupaten Jombang, Banyuwangi, Probolinggo, Kediri, Sumenep, Pamekasan, Nganjuk, Trenggalek, Mojokerto, dan Madiun serta Kota Madiun. (Baca: Tuban Tetapkan KLB Demam Berdarah)
Menurut Imam, upaya pencegahan dan pemberantasan yang sudah dilakukan sebenarnya sudah efektif walau tanpa status KLB yang menghabiskan dana besar. "Kuncinya adalah masyarakat mau melakukan pemberantasan sarang nyamuk dengan cara 3M," kata Imam.
Imam mengakui kesadaran masyarakat Jombang untuk memberantas sarang nyamuk dengan cara 3M, yakni menguras bak mandi, menutup tempat penampungan air, dan mengubur barang-barang bekas, masih sangat rendah. "Maka tak heran Jombang menjadi daerah endemik dari tahun ke tahun."
Imam menyebutkan, pada 2015, Dinas Kesehatan Jombang memiliki dana Rp 211 juta untuk program pencegahan dan pemberantasan DBD. Dana tersebut antara lain digunakan untuk fogging focus di 150 tempat serta pengadaan abate 1.500 kilogram dan insektisida 200 liter. Dana tersebut, Imam melanjutkan, jelas tidak cukup untuk pemberantasan wabah dalam konteks KLB. "Kalau sudah KLB, harus dilakukan fogging seluruh desa," ujar Imam.
Jombang merupakan daerah dengan jumlah kasus DBD terbanyak di Jawa Timur selama Januari 2015, yakni mencapai 120 kasus dengan kematian empat balita. Sedangkan selama Januari 2014 hanya terdapat 38 kasus dan nihil kematian. (Baca: Satu Kecamatan di Bangkalan KLB Demam Berdarah)
ISHOMUDDIN
Terpopuler
KPK-Polri, Samad: Apa yang Jamin Saya Selamat...?
Jagoan Hukum ke Istana, Jokowi Bikin Tim Khusus
Ini Alasan Moeldoko Mengirim TNI Menjaga KPK
Jokowi Bikin Tim, Ada 7 Keanehan Kasus Bambang KPK