TEMPO.CO, Bandung - Tim Disaster Victim Identification (DVI) Indonesia, yang mendapat pujian Interpol dan beberapa negara luar, memiliki lima tahapan kerja standar dalam proses identifikasi korban jatuhnya pesawat Air Asia. Selain melibatkan petugas dari instansi pemerintah, kepolisian, dan fakultas kedokteran, tim dilengkapi praktisi fotografi dan properti.
Koordinator relawan dokter Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran (FKG Unpad), Fahmi Oscandar, mengatakan lima tahapan identifikasi tersebut dimulai dari pemeriksaan patologi anatomi oleh tim dokter spesialis forensik umum. "Mereka melakukan otopsi korban," ujarnya, Kamis, 15 Januari 2015.
Tahap kedua berupa pemeriksaan sidik jari, selanjutnya uji DNA (deoxyribonucleic acid), kemudian pemeriksaan dengan fotografi dan barang-barang temuan oleh tim propertis, dan pemeriksaan akhir pada gigi korban. "Dari pencatatan klinis kondisi gigi sampai foto rontgen gigi korban," ujar spesialis radiologi kedokteran gigi ini.
Fahmi yang ikut bertugas mengidentifikasi pada 1-5 Januari lalu itu mengatakan tim yang berasal dari berbagai instansi dan kampus bekerja dengan kompak dan profesional. "Hasil semua tahapan itu segera dirapatkan dari pemeriksaan 1-2 jenazah," ujarnya.
Agar hasilnya obyektif, tim antimortem dan postmortem tidak boleh bercampur, bahkan dilarang mengobrol soal data korban hasil kerja masing-masing. "Tujuannya untuk menghindari upaya pemaksaan pencocokan data," ujar Fahmi. Lamanya proses identifikasi tiap korban berbeda-beda, bergantung pada kondisi jenazah, catatan medis sebelumnya, juga benda-benda temuan.
Pesawat Air Asia QZ8501 rute Surabaya-Singapura hilang kontak pada penerbangan Ahad, 28 Desember 2014. Dua hari kemudian, pesawat nahas itu ditemukan di perairan Selat Karimata, Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah.
Pesawat membawa 155 penumpang, terdiri atas 137 dewasa, 17 anak, dan seorang bayi. Sebanyak 149 orang merupakan warga negara Indonesia, seorang warga Inggris, tiga warga Korea Selatan, seorang warga Malaysia, dan seorang lagi warga Singapura. Adapun kru pesawat terdiri atas enam warga Indonesia dan seorang warga Prancis.
Ketua Tim Disaster Victim Identification Kepolisian Daerah Jawa Timur Komisaris Besar Budiyono mengatakan, hingga hari ke-18, tim DVI Polda Jawa Timur berhasil mengidentifikasi 38 dari 48 jenazah korban jatuhnya pesawat Air Asia rute Surabaya-Singapura.
ANWAR SISWADI
Terpopuler:
4 Aktor di Balik Blunder Pemilihan Budi Gunawan
SBY Copot Jabatan Tersangka, Kini Jokowi Malah...
Rekening Anak Budi Gunawan Bikin Heran KPK
Rahasia Jokowi Mengatasi Kisruh Budi Gunawan
Megawati Pertanyakan Status Tersangka Budi Gunawan