TEMPO.CO, Semarang - Pemerintah Provinsi Jawa Tengah turun tangan terkait dengan distribusi pupuk yang selama ini dikelola pihak swasta. Untuk mencegah adanya penyelewengan dan penyelundupan, Pemprov Jateng memutuskan distribusi pupuk bakal diambil alih perusahaan daerah. Gubernur Jateng Ganjar Pranowo telah memutuskan membuat satu unit di bawah Perusahaan Daerah PT Citra Mandiri Jawa Tengah untuk mengurus distribusi pupuk bersubsidi.
Direktur Utama PT Citra Mandiri Jawa Tengah Sayuti mengatakan, pada awal 2015, baru dua kabupaten, yakni Semarang dan Pekalongan, yang bisa menjadi proyek percontohan distribusi pupuk. ”Nanti, pada 2016, sebanyak 35 kabupaten/kota di Jawa Tengah mudah-mudahan sudah bisa tersalurkan,” ujar Sayuti, Jumat, 9 Januari 2015.
Sayuti menjelaskan, dalam operasionalnya, divisi ini akan bersinergi dengan kartu petani. Kebutuhan pupuk akan disesuaikan dengan data jumlah petani, kuota, jenis, dan waktu distribusi. PT Citra Mandiri sudah menggandeng dua produsen pupuk, yakni PT Pupuk Sriwijaya (Pusri) dan PT Petrokimia Gresik. Untuk menunjang distribusi pupuk, PT Citra memanfaatkan aset di berbagai kabupaten/kota sebagai gudang. (Baca: PT Pusri Siapkan 180 Ribu Ton Urea Bersubsidi)
Ganjar Pranowo mengakui bahwa masih ada dugaan praktek penyelundupan dalam sistem pengelolaan distribusi pupuk. Dengan unit di bawah perusahaan tersebut, dia berharap sistem pengelolaan pupuk bisa tepat sasaran. ”Ada enam tepat, yaitu jenis, jumlah, harga, tempat, waktu, dan mutu,” tutur politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan itu. (Baca: Diselewengkan, Harga Pupuk Bengkak Dua Kali Lipat)
PT Citra akan mendistribusikan jenis pupuk bersubsidi, seperti Urea, ZA, SP-36, dan NPK. Soal harga, PT Citra menerapkan harga yang sama dengan distributor lainnya. Nantinya, PT Citra mendistribusikan ke para pengecer yang sudah ada untuk disalurkan ke para petani.
Adapun anggota Komisi Pertanian DPRD Jawa Tengah, Riyono, menilai langkah Ganjar menetapkan perusahaan daerah untuk urusan distribusi pupuk bersubsidi belum tentu menyelesaikan masalah. ”Kalau perusahaan tersebut tak punya pengalaman, justru bisa menambah masalah pupuk semakin ruwet,” katanya.
Menurut Riyono, stok pupuk di Jawa Tengah selama lima tahun terakhir ini cukup. Sebab, alokasinya sekitar 900 ribu ton. Namun ada beberapa daerah di Jawa Tengah yang selalu kekurangan pupuk, terutama Blora, Rembang, Pati, dan Grobogan. Aktivis Persatuan Petani dan Nelayan Sejahtera Indonesia ini menilai hal yang perlu dilakukan adalah pembenahan dan perbaikan sistem. Ia mencontohkan, peran Komisi Pengawasan Pupuk dan Pestisida (KP3), yang merupakan instrumen pemerintah, tak pernah dimaksimalkan. (Baca: Pupuk Langka di Banyak Daerah)
ROFIUDDIN
Terpopuler:
Interupsi Khotbah Jumat, FPI: Itu Kurang Beradab
Heboh, Dosen IAIN Ajak Mahasiswa Belajar di Gereja
'PNS Seksi' di Kota Bekasi Ditegur
Soal Charlie Hebdo, Ini Kata Penulis Ayat Setan