TEMPO.CO, Banyuwangi - Direktorat Lalu Lintas Kepolisian Daerah Jawa Timur, Senin, 5 Januari 2015, mulai menyelidiki kecelakaan maut antara bus Setiawan dan minibus L300 di Banyuwangi, Jawa Timur. "Kami menyelidiki penyebab kecelakaan tersebut," kata Kepala Seksi Kecelakaan Lalu Lintas Ditlantas Polda Jawa Timur, Komisaris Muhammad Yusuf.
Polda Jawa Timur menurunkan lima petugas Analisis Kecelakaan Lalu Lintas (Traffic Accident Analysis/TAA). Mereka memeriksa sejumlah barang bukti, seperti bus dan minibus L300, serta melakukan olah tempat kejadian perkara. Menurut Yusuf, hasil penyelidikan timnya kemungkinan rampung paling cepat dalam dua pekan. (Baca berita terkait: Kecelakaan Maut di Banyuwangi, Sopir Bus Tersangka)
Kecelakaan tersebut terjadi di Jalan Raya Situbondo, Dusun Krajan, Desa Bengkak, Wongsorejo, Banyuwangi, Minggu dinihari, 4 Januari, sekitar pukul 02.30. Kecelakaan melibatkan bus Setiawan berpenumpang 35 orang jurusan Trenggalek-Denpasar dan minibus L300 berisi 18 orang dari Denpasar. Insiden tersebut menyebabkan lima orang tewas dan 16 penumpang lainnya luka-luka.
Kepala Satuan Lalu Lintas Kepolisian Resor Banyuwangi Ajun Komisaris Amar Hadi mengatakan masih menunggu hasil penyelidikan Polda untuk mengkaji lebih lanjut apakah merekomendasikan pencabutan trayek bus Setiawan atau tidak. "Pencabutan trayek wewenang Dinas Perhubungan Jawa Timur," katanya.
Polres Banyuwangi sendiri telah menetapkan kondektur bus, Mariyono, sebagai tersangka. Warga Dusun Sukorejo, Desa Karangsuko, Kecamatan Trenggalek itu dijerat Pasal 310 Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Mariyono memegang kemudi bus, menggantikan sopir aslinya, Sukardi.
Menurut Amar, dari hasil penyelidikan sementara, minibus L300 itu merupakan travel ilegal yang melayani trayek Denpasar-Pelabuhan Jangkar, Situbondo. Travel tersebut kelebihan penumpang, yang seharusnya hanya 12 orang ternyata diisi 18 orang.
Lima jenazah telah diambil oleh keluarganya pada Senin, sekitar pukul 01.00. Sedangkan 12 korban yang mengalami luka berat masih dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah Blambangan. "Sebagian besar mengalami luka berat di bagian kepala," kata Yunus, seorang petugas rumah sakit.
IKA NINGTYAS
Berita Terpopuler Lainnya:
Jonan Bekukan Rute AirAsia, Ada Tiga Keanehan
Ini 9 Korban Air Asia yang Telah Diidentifikasi
Bos Air Asia: Headline Media Malaysia Ngawur
PHRI Sabang:Polisi Syariat Ganggu Kenyamanan Turis
27 Perusahaan Asing Tolak Kenaikan UMP Jakarta
Adian Napitupulu: Wiranto Danai 'Di Balik 98'?