TEMPO.CO, Pangkalan Bun- Direktur Eksekutif Disaster Victim Identification Komisaris Besar Anton Castilani mengatakan kondisi jasad korban AirAsia QZ8501 yang lebih lama terendam di dalam laut akan lebih rusak. Alasannya, kata Anton, zat-zat pada air laut dapat melapukkan tubuh manusia. (Baca: 6 Lagi Korban Air Asia Dievakuasi, Total 16 Jasad)
Anton mengatakan, umumnya, jasad korban akan tenggelam dulu saat masuk ke air. Tiga hari kemudian, kuman yang ada di dalam tubuh akan menghasilkan gas sehingga tubuh korban membengkak. "Seperti balon, jadi mengapung ke permukaan," ujar Anton di Rumah Sakit Umum Daerah Sultan Imanuddin, Pangkalan Bun, Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah, Jumat, 2 Januari 2014.
Setelah jasad lima-sepuluh hari mengapung, gas-gas yang terdapat di usus dan lambung tersebut akan pecah, sehingga jasad korban kembali ke dasar laut. "Sesudah itu, tak akan naik lagi," kata Anton.
Anton tak bisa memastikan apakah jasad yang baru ditemukan ini terlalu lama di bawah laut karena tertahan di dalam badan pesawat. "Soal itu, tanyakan pada Basarnas," katanya. Namun, ia melanjutkan, kondisi jasad korban dalam keadaan utuh. "Kami hanya menemukan bekas-bekas benturan," katanya.
Hingga hari ini, tim SAR gabungan dibantu Angkatan Laut Amerika Serikat berhasil mengevakuasi empat belas jasad korban. Delapan di antaranya sudah diterbangkan ke Surabaya. Sisanya masih berada di Rumah Sakit Umum Daerah Sultan Imanuddin. Empat jasad ditemukan oleh kapal USS Sampson Amerika Serikat. (Baca: Cari Air Asia, Kapal Ini Jadi Senjata Ampuh Tim SAR)
TIKA PRIMANDARI
Baca Berita Terpopuler
Korban AirAsia QZ8501 Ketemu, Masih Ada 10 Misteri
Bodi Pesawat Air Asia Sudah Ditemukan?Janji Tony Fernandes ke Pramugari Korban Air Asia
Sultan Yogya Dinilai Lembek Menyikapi Intoleransi
Air Asia Ketemu, Keluarga Penumpang MH370 Cemburu