TEMPO.CO, Surabaya - Rumah bercat krem berlantai dua di salah satu satu jalan di Perumahan Puri Mas, Gunung Anyar, Surabaya, itu tampak sepi. Hanya ada tiga orang di sana kemarin, yakni pemilik rumah Husein Harsono, cucu dan asisten rumah tangga. Kemarin rumah itu didatangi oleh Camat Gunung Anyar, Dewanto Kusumo Legowo, bersama beberapa lurah. (Baca: Cari Air Asia, Basarnas Temukan Titik Terang)
Rumah itu tercatat dalam sebagai alamat Yenny Suwono, penumpang pesawat Air Asia QZ 8501 jurusan Surabaya-Singapura yang hilang Minggu lalu. Yenny adalah putri bungsu Husein. Meski sudah memiliki rumah sendiri di Rungkut Harapan, tapi Kartu Tanda Penduduk Yenny masih memakai alamat orang tuanya.
Yenny berangkat ke Singapura bersama suami Su Bundi dan kedua anaknya Ang Sharen Michael dan Ang Steven Michael untuk berlibur. Kepada rombongan Camat, Husein tidak kuasa menahan tangisnya. "Kondisi ayahnya masih tertekan, menangis terus," kata Dewanto. Kemarin, isteri Husein dan anaknya yang lain sedang memantau perkembangan informasi di Crisis Center Terminal 2 Bandara Juanda.
Dewanto mengatakan akan mengirim petugas Satpol PP dan Linmas untuk pengamanan rumah itu. Mereka juga akan memberi tahu jika ada perkembangan terbaru tentang pesawat atau penumpangnya. (Baca: Lima Teori Hilangnya Pesawat AirAsia)
Sesuai instruksi Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini, seluruh camat dan lurah yang warganya terdaftar sebagai penumpang Air Asia QZ 8501 diminta mendatangi rumah korban. Tujuannya untuk pengamanan dan memberikan dukungan kepada mereka.
Menurut data yang dicarinya sendiri di Posko Crisis Center di Bandara Juanda, Risma memastikan ada 77 warga Surabaya menjadi penumpang pesawat AirAsia itu. Dari jumlah itu, ada 5 keluarga yang berangkat rombongan bersama keluarganya ke Singapura. Sehingga lima rumah itu dijaga oleh linmas, dirantai dan digembok. “Rumahnya saya jamin aman,” kata Risma. “Pak RT membelikan gemboknya sendiri, supaya aman.”
Tempo mendatangi rumah penumpang bernama Kuncoro di kawasan Pucang, Kelurahan Kertajaya, Kecamatan Gubeng. Rumah itu dipenuhi kerabat dan keluarganya. Namun belum terlihat petugas Satpol PP ataupun Linmas di sana. “Istrinya masih syok. Yang pergi Kuntoro bersama anaknya untuk berlibur,” kata laki-laki usia 40-an. kerabat Kuncoro, yang tidak bersedia menyebut nama. (Baca: Mengapa AirAsia Majukan Jadwal Penerbangan?)
Pemandangan serupa di rumah seorang penumpang lain di Manyarejo. Hanya ada sebuah mobil terparkir di sana. Tidak ada penghuni yang keluar meski beberapa kali memencet bel.
AGITA SUKMA LISTYANTI | MOHAMMAD SYARRAFAH
Baca juga:
Pelaut Ini Mengaku Lihat Pesawat Mirip AirAsia
AirAsia Hilang, Nelayan Ini Dengar Ledakan di Belitung
Tak Baca Email, 10 Penumpang AirAsia Batal Terbang
Ini Pesan Pramugara AirAsia kepada Istrinya
Jejak Air Asia Terlacak di Bangka Belitung?