TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Seksi Program Balai Teknologi Survei Kelautan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi Muhammad Ilyas mengatakan pencarian Air Asia QZ8501 tak akan serumit pencarian Malaysia Airlines MH370 pertengahan Juli lalu. “Kondisi geografis perairan Belitung—tempat terakhir pesawat terdeteksi—tidak begitu ekstrem,” ujar Ilyas pada Tempo, Senin, 29 Desember 2014. (Baca: Percakapan Terakhir Pilot Air Asia dengan ATC)
Menurut Ilyas, kedalaman laut di sekitar perairan Belitung hanya berkisar 200 meter. Selain itu, arus laut di perairan tersebut tak begitu kencang. Ilyas menyebutkan, apabila Air Asia QZ8501 tenggelam, badan pesawat pun tak akan terseret jauh dari lokasi tenggelam terakhir. Sedangkan Malaysia Airlines diduga jatuh di perairan Samudra Indonesia yang dalam. (Baca: 8 Jam Cari Air Asia, TNI AU Tak Temukan Jejak)
Puing pesawat Air Asia QZ8501, kata Ilyas, juga tak akan tersebar jauh bila ternyata pesawat pecah saat berada di permukaan air. “Pasti ada warga yang melihat,” ujar Ilyas. (Baca:Jejak Diduga Air Asia Terlacak di Bangka Belitung)
Air Asia QZ8501 yang terbang dari Surabaya pada pukul 05.36 WIB menuju Singapura kemarin hilang dari radar. Pesawat mengangkut 155 penumpang dan tujuh awak. Pesawat terakhir kali terdeteksi di atas perairan Belitung pada pukul 06.16 WIB.
AMRI MAHBUB
Terpopuler
Lima Teori Hilangnya Pesawat AirAsia
Tak Baca Email, 10 Penumpang AirAsia Batal Terbang
Pelaut Ini Mengaku Lihat Pesawat Mirip AirAsia
AirAsia Hilang, Nelayan Ini Dengar Ledakan di Belitung