Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Banjir, Aher Sebut Pengerukan Kali Tak Efektif  

Editor

Agoeng Wijaya

image-gnews
Warga menggunakan becak untuk menembus banjir yang memutus akses ke kota di Jalan Raya Moch Toha, Dayeuhkolot, Bandung, Jawa Barat, 21 Desember 2014. TEMPO/Prima Mulia
Warga menggunakan becak untuk menembus banjir yang memutus akses ke kota di Jalan Raya Moch Toha, Dayeuhkolot, Bandung, Jawa Barat, 21 Desember 2014. TEMPO/Prima Mulia
Iklan

TEMPO.CO, Bandung - Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan mengatakan banjir yang meluas di wilayah Bandung Selatan tahun ini menunjukkan langkah pengerukan sungai tidak efektif. "Pengerukan sejak 2011 sampai 2013 ternyata tidak berdampak besar secara positif terhadap penanggulangan banjir," katanya di Bandung, Selasa, 23 Desmber 2014. (Baca: Banjir Bandung Selatan Semakin Parah atau lihat foto Bandung Kembali Tergenang Banjir

Aher mengatakan banjir yang terjadi saat ini menjadi bahan evaluasi bagi pemerintah, baik di level pusat, provinsi, maupun Kabupaten Bandung. Menurut dia, penanggulangan banjir harus memakai paradigma baru, yakni dengan memberikan porsi besar pada upaya perbaikan di kawasan hulu.

Dia mencontohkan, pada 2011, pemerintah menggelontorkan dana hingga Rp 1,3 triliun untuk mengeruk Sungai Citarum dari hulu hingga hilir di Muara Gembong, Bekasi. Namun dana yang dikucurkan untuk membenahi wilayah hulu kecil.

Agar penyelesaian banjir tuntas, menurut Aher, porsi anggaran untuk pembenahan kawasan hulu Sungai Citarum juga harus besar. "Supaya selesai, makanya anggaran harus besar di hulu. Minimal sama dengan hilir, berapa pun nantinya," katanya.

Dia mengaku sudah memerintahkan BPBD Provinsi Jawa Barat untuk membantu pendistribusian bantuan kepada korban banjir. "Saya menugaskan segera petugas dari provinsi untuk membantu petugas di kabupaten," kata Aher.

Sebelumnya, Aher mengatakan akan meminta pemerintah pusat membangun polder atau kolam pengendali banjir di Cieunteung, Kabupaten Bandung, untuk mengendalikan banjir akibat meluapnya Sungai Citarum di Bandung Selatan. "Kurang-lebih (luasnya) 5 hektare," katanya setelah memimpin rapat penanganan banjir itu di Gedung Sate, Bandung, Senin, 22 Desember 2014.

Polder menjadi bagian dari road map atau cetak biru penyelesaian banjir Citarum yang tengah disusun sepekan ini oleh Satuan Tugas Penanggulangan Banjir. Dia mengaku diminta Presiden Joko Widodo menyusun usulan penyelesaian banjir Citarum di Bandung. "Program ini untuk disepakati bersama pemerintah pusat," katanya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Cetak biru itu meliputi normalisasi daerah konservasi, penormalan kembali dimensi sungai, serta pembuatan cek dam dan polder. "Di atas dibuat cek dam supaya tidak terjadi aliran erosi. Di kawasan cekungannya dibuat polder-polder, yang terbesar itu polder Cieunteng," ujar Aher.

Rencana rincinya akan disusun oleh Satgas Pengendali Banjir dalam bentuk cetak biru yang akan dipresentasikannya kepada pemerintah pusat. Tim ini akan bekerja membuat Road Map Penyelesaian Banjir Citarum selama sepekan ini.

Wakil Bupati Bandung Deden R. Rumaji mengatakan akar masalah banjir Sungai Citarum kompleks. Dari penyempitan sungai, erosi, padatnya penduduk, serta limbah pabrik, domestik, pertanian, dan peternakan. "Pemerintah harus tegas. Kalau tidak tegas, tidak akan selesai masalah itu," katanya setelah rapat tersebut, Senin, 22 Desember 2014.

Deden mengatakan pembuatan polder Cieunteung hanya akan menyelesaikan banjir di tiga kecamatan, yakni Dayeuhkolot, Baleendah, serta Bojongsoang. Sedangkan masih ada sedikitnya tiga lokasi lain yang menjadi langganan banjir Sungai Citarum di wilayahnya. "Kalau itu semua dibuat polder, baru beres masalah banjir Citarum," katanya. 

AHMAD FIKRI 

Terpopuler:
Film Karya Sutradara Indonesia Masuk Radar Oscar
Menteri Jonan Marah Gara-gara Harga Tiket 
Kenapa Visi Susi Lebih Jelas Dibanding Puan 
7 Murid di Bosnia Hamil Usai Study Tour 5 Hari
Jokowi Talangi Utang Ical , 'Tak Semudah Sulap'  

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Peringatan Waspada Banjir Jateng, 3 Sesar Aktif di Sekitar IKN, Redmi Pad SE

1 hari lalu

Foto udara kendaraan bermotor terjebak kemacetan karena banjir  menggenangi jalur utama pantura Semarang-Surabaya di Jalan Kaligawe Raya, Kota Semarang, Jawa Tengah, Sabtu, 6 April 2024. ANTARA/Aji Styawan
Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Peringatan Waspada Banjir Jateng, 3 Sesar Aktif di Sekitar IKN, Redmi Pad SE

Topik tentang BMKG mengimbau warga Jawa Tengah waspada potensi banjir dan tanah longsor menjadi berita terpopuler Top 3 Tekno Berita Hari Ini.


Tanggapan Walhi Jatim Terhadap Banjir di Kota Surabaya Sepanjang 2024

1 hari lalu

Pengendara kendaraan bermotor menerjang banjir yang menggenangi Jalan Mayjen Sungkono, Surabaya, Jawa Timur, Jumat, 28 April 2023. Hujan deras yang mengguyur di kawasan itu menyebabkan sebagian jalan terendam genangan banjir dan mengakibatkan kemacetan lalu lintas di kawasan tersebut. ANTARA FOTO/Didik Suhartono
Tanggapan Walhi Jatim Terhadap Banjir di Kota Surabaya Sepanjang 2024

Pada 2024, Kota Surabaya menjadi salah satu wilayah di Jawa Timur yang merasakan langsung dampak banjir. Walhi Jatim beri tanggapan.


BMKG Imbau Masyarakat Jawa Tengah Waspadai Banjir Meski Jelang Kemarau

2 hari lalu

Foto udara kendaraan bermotor terjebak kemacetan karena banjir  menggenangi jalur utama pantura Semarang-Surabaya di Jalan Kaligawe Raya, Kota Semarang, Jawa Tengah, Sabtu, 6 April 2024. ANTARA/Aji Styawan
BMKG Imbau Masyarakat Jawa Tengah Waspadai Banjir Meski Jelang Kemarau

BMKG imbau masyarakat Jawa Tengah mewaspadai potensi banjir dan longsor. Jawa Tengah diperkirakan mulai masuk kemarau bulan April ini.


Ratusan Rumah di Luwu Sulawesi Selatan Terendam Banjir setelah Hujan 10 Jam

3 hari lalu

Ilustrasi Banjir/TEMPO / Hilman Fathurrahman W
Ratusan Rumah di Luwu Sulawesi Selatan Terendam Banjir setelah Hujan 10 Jam

Kendati mulai surut, BNPB mengantisipai banjir susulan.


BNPB: Hujan Lebat 10 Jam, Lebih dari 100 Rumah Terendam Banjir di Kabupaten Luwu

3 hari lalu

Pelaksana tugas Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari menjelaskan sebaran dan dampak banjir Kalimantan dalam Disaster Briefing daring di Jakarta, Senin 12 September 2022. (Antara/Devi Nindy)
BNPB: Hujan Lebat 10 Jam, Lebih dari 100 Rumah Terendam Banjir di Kabupaten Luwu

BNPB menyatakan, hujan lebat selama 10 jam menyebabkan banjir di Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan.


Ketua DPRD DKI Singgung Pemprov dalam Atasi Masalah Jakarta: Program Kurang Maksimal akan Saya Coret

4 hari lalu

Ketua DPRD DKI Jakarta, Prasetyo Edi Marsudi berjalan usai menjalani pemeriksaan di gedung KPK, Jakarta, Senin, 10 April 2023. Prasetyo diperiksa sebagai saksi dalam tindak pidana korupsi terkait pengadaan tanah di kelurahan Pulo Gebang Kecamatan Cakung Jakarta Timur, tahun 2018-2019. TEMPO/Imam Sukamto
Ketua DPRD DKI Singgung Pemprov dalam Atasi Masalah Jakarta: Program Kurang Maksimal akan Saya Coret

DPRD DKI menyinggung program Pemprov DKI untuk mengatasi banjir dan kemacetan, salah satunya sumur resapan.


BNPB: Banjir Tiga dari Lima Kecamatan di Musi Rawas Utara Surut

4 hari lalu

Upaya evakuasi dan penyelamatan korban banjir di Musirawas Utara, Sumatra Selatan. Foto Dokumentasi Basarnas Palembang
BNPB: Banjir Tiga dari Lima Kecamatan di Musi Rawas Utara Surut

Sebelumnya banjir merendam lima daerah di Kabupaten Musi Rawas Utara sejak 16 April lalu.


Data Terbaru Banjir Musi Rawas: 51 Ribu Warga Terdampak dan 292 Hunian Rusak Berat

5 hari lalu

Basarnas cari korban tenggelam banjir bandang Muratara, Musi, Sumatera Selatan. (ANTARA/ HO- Basarnas Palembang)
Data Terbaru Banjir Musi Rawas: 51 Ribu Warga Terdampak dan 292 Hunian Rusak Berat

Banjir di Musi Rawas Utara merusak hunian dan berbagai fasilitas di lima kecamatan. BNPB mendata ada 51 ribu warga lokal terdampak.


Alasan Pusat Krisis Kemenkes Mengirim Tim ke Lokasi Banjir Musi Rawas Utara

5 hari lalu

Upaya evakuasi dan penyelamatan korban banjir di Musirawas Utara, Sumatra Selatan. Foto Dokumentasi Basarnas Palembang
Alasan Pusat Krisis Kemenkes Mengirim Tim ke Lokasi Banjir Musi Rawas Utara

Pusat Krisis Kesehatan Kemenkes mengirimkan tim khusus ke area banjir Musi Rawas Utara. Salah satu tugasnya untuk antisipasi penyakit pasca banjir.


Amerika Perkuat Infrastruktur Transportasinya dari Dampak Cuaca Ekstrem, Kucurkan Hibah 13 T

6 hari lalu

Momen saat kereta melewati kucuran air akibat banjir di stasiun kereta bawah tanah di New York, AS, 1 September 2021. Banjir langsung melumpuhkan stasiun jaringan kereta bawah tanah karena air mengalir masuk hingga membanjiri stasiun. Twitter
Amerika Perkuat Infrastruktur Transportasinya dari Dampak Cuaca Ekstrem, Kucurkan Hibah 13 T

Hibah untuk lebih kuat bertahan dari cuaca ekstrem ini disebar untuk 80 proyek di AS. Nilainya setara separuh belanja APBN 2023 untuk proyek IKN.