TEMPO.CO, Bojonegoro - Meski banjir belum datang, pemerintah Bojonegoro telah mengirim ratusan paket sembako keenam desa yang berpotensi banjir. Daerah yang mendapat kiriman sembako terutama berlokasi di pinggir Sungai Bengawan Solo.
Menurut Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bojonegoro Andik Sujarwo, pengiriman logistik di desa-desa bagian dari antisipasi penanggulangan banjir. Pada Desember, volume hujan masih sedang dan kemungkinan meningkat pada Januari-Februari. ”Jadi, kita siap-siap dahulu,” ujarnya pada Tempo, Rabu, 17 Desember 2014.
Untuk sementara, bantuan logistik berupa beras, gula, minyak, dan paket makanan tambahan, didistribusikan di enam lokasi di empat kelurahan/desa di Kota Bojonegoro. Daerah tersebut adalah Kelurahan Ledok Wetan, Ledok Kulon, Banjarejo, dan Campurejo. Logistik dikirim pada Selasa sore.
Logistik juga dikirim ke 16 kecamatan yang rawan banjir bandang dan banjir akibat luapan Bengawan Solo. Di antaranya Kecamatan Sukosewu, Gondang, Ngasem, Temayang, Sekar, Kepohbaru, yang potensi terjadi banjir bandang.
Menurut Andik, ada belasan ribu paket sembako yang masih berada di gudang BPBD. Paket sembako ini, sudah dipersiapkan dan segera didistribusikan ke lokasi yang digunakan untuk penampungan pengungsi. Lokasi penampungan permanen, berada di Kecamatan Padangan, Temayang, Kota Bojonegoro, Baureno, dan Trucuk. Fasilitasnya bisa menampung lebih dari 10 ribu pengungsi.
Sementara itu, tim dari BPBD Bojonegoro menyusuri Sungai Bengawan Solo dari Kecamatan Margomulyo hingga Kecamatan Baureno sekitar 80 kilometer, Rabu pagi, 17 Desember 2014. Kegiatan penyusuran sungai dilakukan selama dua hari, dan dijadwalkan diikuti Bupati Bojonegoro.
Penelusuran dilakukan untuk mengetahui secara detail, lokasi yang rawan longsor dan pengecekan tanggul. Di antaranya plengsengan di Kecamatan Padangan, Kalitidu, Trucuk, Kota Bojonegoro, serta di Kecamatan Kanor.
Di Bojonegoro tanggul retak selebar antara 5-20 sentimeter ditemukan di tanggul desa di Kecamatan Kanor. Menurut Kepala Desa Semambung Kecamatan Kanor Neny Rachma, tanggul di desanya retak-retak sekitar 15 hingga 20 sentimeter. Terutama saat puncak kemarau panjang bulan September-Oktober lalu.
SUJATMIKO
Berita lain:
Bila Rupiah Jeblok Rp 16 Ribu per US$, Ini Kata BI
KPK Geledah Kemenhut, Pegawai Malah Tidur
Menteri Laoly Tolak Sahkan Kepengurusan Golkar