TEMPO.CO, Jambi- Konflik gajah dan manusia di Provinsi Jambi kembali memakan korban. Jika belum lama seorang warga ditemukan tewas di Kabupaten Tanjung Jabung Barat, kini dua ekor gajah jantan ditemukan mati dengan kondisi mengenaskan. Kedua bangkai gajah ditemukan di Desa Tanjung, Kecamatan VII Koto, Kabupaten Tebo, Jambi, Selasa, 18 November 2014.
Kedua bangkai gajah Sumatera tersebut ditemukan dengan kepala terpenggal dan tengkoraknya terpisah tidak jauh dari badannya. Gajah lebih dewasa ditemukan tergeletak di dasar parit, dan satunya berada di rerumputan terpisah sekitar 25 meter. Keduanya berada di lokasi plasma perkebunan kelapa sawit PT Sumbar Andalas Kencana di perbatasan Jambi-Sumatera Barat.
Rabu, 19 November 2014, Balai Konservasi Sumber Daya Alam Provinsi Jambi merilis pernyataan, kedua gajah tersebut diduga kuat menjadi korban perburuan liar untuk diambil gadingnya. Mendengar hal itu penyidik dari Kepolisian Resor Tebo dan Balai Konservasi Sumber Daya Alam Jambi langsung melakukan olah tempat. (Baca: Polisi Tetapkan Tersangka Tewasnya Gajah Sumatera).
Dari penyisiran lokasi ditemukan sejumlah tulang gajah yang telah terbakar dan empat buah selongsong peluru berdiamater besar. Di sekitar lokasi juga ditemukan tenda-tenda beratap terpal yang baru didirikan. Pondok ini digunakan sebagai tempat berkumpulnya warga selama menghalau gajah.
Sugi, 20 tahun, pemuda yang ditemui penyidik di salah satu pondok menyatakan kelompok gajah masuk ke kebun warga sudah berlangsung dua pekan terakhir. Hampir setiap malam warga berjaga-jaga di sekitar kebun dengan mendirikan tenda dan membuat api untuk mengusir gajah. (Baca: 90 Gajah Sumatera Tewas Dibunuh Sejak 2012).
“Gajahnya ada sekitar 30 ekor. Saya tidak melihat matinya bagaimana. Saya hanya mendengar dari orang-orang bahwa ada sekelompok orang yang menggunakan senjata api untuk menembak gajah,” ujar Sugi.
Begitu mendapat informasi, Sugi langsung mendatangi lokasi tersebut. “Saya melihat gajah mati sekitar satu minggu yang lalu. Ada bekas sayatan di bagian muka, mungkin untuk mengambil gadingnya,” ujarnya.
Ketua Forum Konservasi Gajah Indonesia (FKGI) Krismanko Padang di lokasi kejadian mengecam keras atas kejadian tersebut. Ia berharap agar pihak kepolisian dapat mengungkap pembunuhan satwa endemik Sumatera tersebut hingga tuntas.
Habitat gajah Sumatera (Elephas maximus sumatranus) terus menyusut akibat alih fungsi hutan yang tak terkendali, serta berbagai aktivitas ilegal, terutama perburuan liar. Luas habitat alami gajah di Jambi menyusut drastis hingga 80 persen selama lima tahun terakhir.
SYAIPUL BAKHORI
Terpopuler
Amien, Mantan Petinggi KPK, Pimpin SKK Migas
Saat Ahok Dilantik di Istana, Ini Langkah FPI
Cerita Tes Keperawanan yang Bikin Polwan Pingsan
Ruhut: Lawan Jokowi, DPR Gantung Diri