TEMPO.CO, Lamongan - Kementerian Pertanian menyiapkan dana Rp 15 triliun untuk meningkatkan indeks pertanaman. Dana tersebut merupakan kompensasi kenaikan harga bahan bakar minyak bersubsidi. "Sudah kami siapkan dananya," ujar Menteri Pertanian Amran Sulaiman saat kunjungan kerja ke Dusun Srampat, Desa Klagensrampat, Kecamatan Maduran, Lamongan, Selasa, 18 November 2014.
Menurut Amran, karena pembangunan sektor pertanian juga membutuhkan bantuan dari kementerian lain, pihaknya juga mengajak Kementerian Pekerjaan Umum. "Tidak ada ego sektoral, kami membangun kawasan produktif yang bisa meningkatkan kemakmuran masyarakat," kata dia. (Baca berita lain: Menteri Amran Fokuskan Kedaulatan Pangan)
Baca Juga:
Khusus untuk Lamongan, Amran menjanjikan menambah bantuan untuk membangun jaringan irigasi yang terkoneksi dengan aliran Sungai Bengawan Solo. Di antaranya mengoptimalkan saluran air yang menggunakan pompa dari sungai menuju ke areal persawahan. "Dana pembangunan irigasi dan pengadaan pompa ini diambilkan dari kompensasi kenaikan bahan bakar," ujarnya.
Indeks pertanaman, kata Amran, ialah menghitung suatu lahan agar bisa ditanami dalam waktu satu tahun. Pada 2014 ini, produksi padi Lamongan diperkirakan bisa mencapai 1.025.221 ton gabah kering giling atau naik dibanding 2013 yang sebesar 966.625 ton. (Baca: Konversi Lahan Pertanian di Indonesia Mencemaskan)
Namun meski produksi naik, indeks pertanaman tidak merata. Sebab sawah-sawah itu ada yang ditanami padi tiga kali, dua kali, bahkan hanya sekali. Area pesawahan yang hanya ditanami padi sekali dalam setahun berada di tepi Sungai Bengawan Solo, seperti Kecamatan Babat, Laren, Maduran, dan Sekaran.
Data Dinas Pertanian dan Kehutanan Lamongan menyebutkan bahwa pada 2013 total luas sawah 87.449 hektare. Dari jumlah tersebut hanya 3.785 hektare lahan yang bisa ditanami padi tiga kali. Sisanya, 48.984 hektare ditanami dua kali dan 30.407 hektare ditanami sekali. "Yang seluas 4.323 hektare tidak ditanami karena faktor kondisi tanah," kata juru bicara pemerintah, Lamongan Mohammad Zamroni.
Dari sisi pengairannya, 52.420 hektare lahan berasal irigasi teknis dan sisanya, 35.079 hektare, menggantungkan air tadah hujan. Selain itu terdapat 53.223 hektare lahan bukan sawah berupa kebun, ladang, hutan rakyat, dan hutan negara. "Lahannya beragam," ujarnya. (Baca juga: Menteri Pertanian: Kekurangan Pangan di Depan Mata)
SUJATMIKO
Baca Berita Terpopuler:
Ahok Didoakan Jadi Mualaf di Muktamar Muhammadiyah
Jokowi: Harga BBM Naik Rp 2.000 Per Liter
Pujian ke Ahok: Lebih Islami ketimbang Muslim
Beda Jokowi dan SBY dalam Umumkan Kenaikan BBM