Pada Ahad, 26 Oktober 2014, Briptu Tanggam Jikwa (TJ) dan enam orang anggota kelompok bersenjata pimpinan Dua Rambo ditangkap Timsus Polda Papua di sebuah hotel di Wamena, Kabupaten Jayawijaya. Saat itu mereka sedang bertransaksi amunisi. Dalam penangkapan itu, polisi juga menyita 231 amunisi di rumah Briptu TJ.
Yotje menyatakan masih menyelidiki motif, asal amunisi, dan siapa yang bekerja sama dengan anggota polisi Polsek Nduga ini. "Kami selidiki semuanya," ujar Kapolda Papua Irjen Yotje Mende seusai gelar barang bukti di ruang penyidikan, Polda Papua, Kota Jayapura, Papua, Selasa, 28 Oktober 2014.
Menurut Yotje, Briptu TJ bukan pemasok senjata, tapi dia terindetifikasi sekarang memasok amunisi. Dari amunisi yang disita, ada 29 amunisi AK kaliber 7,52 milimeter, amunisi revolver sebanyak 19 butir, dan amunisi SS1 231 butir. "Ini yang sedang kami kembangkan. Amunisi itu dari mana, kami masih jajaki," katanya.
Menurut Yotje, dari keterangan satu pentolan kelompok bersenjata yang ditangkap, Rambo Wonda, Briptu TJ bukan bagian dari kelompoknya. Tapi Briptu TJ hanya memasok amunisi. Begitu pun polisi tetap akan mendalami motifnya. Briptu TJ, ujar dia, baru pertama kali jual amunisi. "Kami akan lihat dari aspek kedisiplinan mengapa dia bersama dengan kelompok ini. Ini yang sedang kami kembangkan. Amunisi itu dari mana kami masih jajaki. Saya juga meminta maaf karena tak bisa mengontrol anggota saya," jelasnya.
Yotje juga mengatakan kasus Briptu TJ sudah dilaporkan ke pimpinan Polri dan akan ditindak tegas. Pertama akan dilakukan pemecatan lewat sidang disiplin dan kode etik Polri. Yang bersangkutan juga akan dikenakan tindak pidana. "Kami upayakan secepatnya. Target saya paling lama dua minggu. Nanti kami proses," kata Yotje. Setelah kode etik dengan hukuman pemecatan, Briptu TJ akan dipidanakan. "Saya akan minta pengadilan menjatuhkan hukuman seberat-beratnya. Karena dia berlapis bisa ditambahkan dari ancaman pokok," jelasnya.
Yotje juga berterima kasih kepada masyarakat khususnya masyarakat Lanny Jaya dan Jayawijaya karena bekerja sama dengan Timsus menangkap kelompok bersenjata itu. Dalam penangkapan itu, ada dua orang yang paling dicari polisi yakni Rambo Wonda dan Rambo Tolikara. "Rambo Wonda, dia adalah pemegang senjata Arsenal yang dirampas di Puncak Jaya. Namun yang bersangkutan tidak membawa senjata. Rambo Tolikara, dia adalah anak buah Goliat Tabuni. Dia juga sadis," jelasnya.
Menurut Yotje, setelah menangkap Rambo Wonda dan Rambo Tolikara bersama tiga rekannya dan satu oknum anggota polisi, kini masih ada delapan orang pentolan kelompok bersenjata di wilayah pegunungan Papua yang menjadi incaran utama kepolisian setempat. "Ada delapan orang. Di antaranya, Purom Wenda, Enden Wanimbo, Militer Murib, Goliat Tabuni, dan lainnya. Namun seluruhnya dari data yang ada di kami sebagai pelaku sekitar 52 anggota kelompok bersenjata yang jadi DPO."
CUNDING LEVI
Baca juga:
KPK Minta Menteri Tiru Jokowi Saat Seleksi Pejabat
Jokowi Asal Solo, Ajudan Juga Asal Solo
DijagokanJadi Jaksa Agung, Ini Kata Andhi Nirwanto
Relawan: Menteri Harus Bekerja seperti Jokowi