TEMPO.CO, Batu - Populasi lutung Jawa (Trachypithecus auratus auratus) di habitat aslinya terus menurun. Dalam 36 tahun terakhir atau tiga generasi, populasinya menurun sekitar 30 persen. Faktor utama menyusutkan populasi lutung Jawa ada dua, yakni karena perburuan liar dan menyusutnya habitat. "Lutung diburu karena diambil dagingnya, diawetkan, atau dipelihara," kata Project Manager Javan Langur Center (JLC) Iwan Kurniawan, Senin, 27 Oktober 2014.
Sejak 1999, pemerintah telah memasukkan lutung Jawa sebagai salah satu satwa yang dilindungi. Spesies ini masuk kategori konvensi perdagangan internasional tumbuhan dan satwa liar (CITES) dalam Appendix II karena populasinya mendekati terancam sampai punah. (Baca: Gawat, Lutung Jawa Terancam Punah)
Baca Juga:
Untuk mencegah kepunahan, JLC melepaskan satu kelompok lutung Jawa terdiri dari seekor jantan dan tiga ekor betina. Lutung-lutung yang dilepas, yakni bernama Bobby (jantan) dan Rose (betina), berasal dari tangkapan Balai Konservasi Sumber Daya Alam. Adapun Linseed (betina) dan Diamond (betina) berasal dari Inggris. Keempat lutung akan dilepas di hutan lindung Gunung Biru, Kota Batu.
Hutan lindung Gunung Biru termasuk dalam kawasan Taman Hutan Raya (Tahura) Raden Soerjo dan Perusahaan Umum Perhutani. Kawasan hutan hujan ini memiliki vegetasi sebanyak 65 jenis pepohonan, 58 di antaranya merupakan pakan lutung. Lutung merupakan satwa endemik yang tersebar di Jawa dan Lombok. "Sekitar 95 persen pakannya merupakan dedaunan," katanya. (Baca: Kesehatan Lutung Diperiksa Sebelum Dilepasliarkan)
Lutung merupakan satwa arboreal yang banyak beraktivitas di atas pohon. Hidupnya berkelompok dengan jumlah individu antara enam sampai 23 ekor. Setiap kelompok memiliki seekor pejantan dewasa sebagai pemimpin. Sedangkan ruang jelajah berkisar antara sembilan sampai 21 hektare.
Selama ini, JLC telah lima kali melepasliarkan lutung Jawa dengan total 73 ekor. Tersebar mulai di suaka margasatwa, Taman Nasional Bromo Tengger Semeru dan Tahura Raden Soerjo. Hasil pemantauan diketahui jika lutung yang dilepas ke alam bertahan dan berkembang biak dengan baik.
Petugas Perum Perhutani, Sigit, mengaku telah bekerja sama dengan Lembaga Masyarakat Desa Hutan untuk ikut melindungi hutan serta satwa liar. Tanaman hutan yang menjadi pakan lutung juga termasuk yang mendapatkan perlindungan supaya terjadi keseimbangan alam. Namun, kata Sigit, populasi lutung di hutan tersebut menurun drastis. "Dua puluh tahun lalu masih banyak ditemukan lutung di sana," katanya. (Baca pula: Populasi Kera di Hutan Taban Butuh Perlindungan)
EKO WIDIANTO
Berita Terpopuler Lainnya:
Menteri Jokowi Tak Sepenuhnya Bersih
Cara Presiden Jokowi Memilih Menteri
Cara JK Mengimbangi Langkah Cepat Jokowi
Alumnus UI Dominasi Kabinet Kerja Jokowi-JK
Anies Baswedan Jadi Menteri, 'Semoga Berubah'