TEMPO.CO, Kupang - Kemarau panjang yang melanda wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT) mengakibatkan tambak ikan milik warga Desa Lakekun, Kecamatan Kobalima, Kabupaten Malaka, mengering. Petani terancam rugi ratusan juta rupiah.
"Pasokan air ke tambak sejak September terhenti sehingga petani memilih panen dini," kata Sekretaris Daerah Malaka Donatus Bere kepada wartawan, Rabu, 1 Oktober 2014. (Baca juga: Kekeringan Melanda 17 Kabupaten di NTT)
Menurut Donatus, terhentinya pasokan air ke tambak disebabkan debit sumber air di wilayah itu menyusut. Akibatnya, air tidak bisa dialirkan lagi ke tambak. Bahkan, sejumlah tambak ditinggalkan pemiliknya karena tanahnya retak-retak hingga dasar.
Donatus mengaku butuh dana besar untuk mengoperasikan tambak di musim kemarau ini karena harus dialiri air menggunakan bantuan pompa dari sumber air terdekat. Sedangkan sumber air yang ada hanya bisa dimanfaatkan untuk kebutuhan air minum.
Donatus mengaku pihaknya telah menurunkan tim dari berbagai instansi ke desa-desa di Kobalima guna memeriksa kondisi seluruh tambak, termasuk kondisi areal pertanian dan sumber-sumber air, serta menghitung kerugian yang diderita petani. "Kami masih memeriksa berapa hektare lahan sawah yang kekeringan termasuk tambak. Setelah data dikumpulkan, barulah disampaikan ke media," katanya.
Camat Kobalima Veri Manek membenarkan banyak tambak milik warga terbengkalai akibat kekeringan. Namun, kondisi itu belum berpotensi rawan pangan. "Ada tim yang masih mendata jumlah tambak yang kering dan kerugian petani," katanya.
YOHANES SEO
Berita lain:
Soal Revisi UU KPK, Bos KPK Serang Koalisi Prabowo
Partai Pro-Prabowo Absen Pelantikan Jokowi, 'Itu Bunuh Diri'
SBY Siapkan Perpu Batalkan UU Pilkada