Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

2014, Polisi Surabaya Tembak Mati 18 Penjahat  

image-gnews
Ilustrasi penembakan. (AP Photo/Robert Ray)
Ilustrasi penembakan. (AP Photo/Robert Ray)
Iklan

TEMPO.CO, Surabaya - Aparat Kepolisian Resor Kota Besar Surabaya tidak tanggung-tanggung dalam menghadapi para pelaku kejahatan. Berhadapan dengan aksi nekat para penjahat, polisi tidak segan memuntahkan timah panas. Hingga September tahun ini, 18 pelaku kejahatan menemui ajal di ujung senjata api polisi.

Kepala Satuan Reserse Kriminal Polrestabes Surabaya Ajun Komisaris Besar Sumaryono mengatakan polisi terpaksa menembak karena pelaku melawan. Dalam beraksi, mereka selalu membawa senjata tajam atau pistol untuk melukai korban. "Biasanya karena masalah ekonomi, mereka jadi nekat sekali," kata Sumaryono, Senin, 29 September 2014. (Baca: Polisi Surabaya Tembak Mati Penjahat Sadis)

Penembakan terakhir terjadi pada pekan lalu. Polisi menembak mati Nicolas Sapulete, 33 tahun, dan Aris Setiawan (35). Keduanya warga Kapasari, Surabaya. Tim Crime Hunter Polrestabes Surabaya memergoki keduanya hendak merampok sebuah rumah di Jalan Biliton 34, Surabaya, Senin dinihari, 22 September 2014.

Ketika ditanyai identitasnya, Nicolas malah mengeluarkan pistol Bareta dan membidik petugas. Tembakan Nicolas meleset. Keduanya lalu kabur. Aris kemudian menyerah setelah kakinya diterjang peluru di Jalan Bali, tidak jauh dari lokasi awal. Sedangkan Nicolas tewas setelah diberondong delapan peluru dan tersungkur di Jalan Karimun Jawa.

Selang sehari kemudian, Selasa malam, 23 September 2014, polisi menembak tiga penjahat sekaligus di Jalan Ir Soekarno. Mereka adalah Muhammad Rosul alias Fahris (25 ), Ubaidillah alias Obet (28), dan Bledug (30). Ketiganya berencana mengirim motor dan mobil curian ke Sampang, Madura.

Menurut Sumaryono, Fahris dan Obet menyerang polisi dengan celurit dan sebilah pisau. Tiba-tiba, Bledug yang mengendarai Honda Odyssey bernomor polisi B-2677-JC berusaha menabrak dua polisi yang sedang memeriksa Fahris dan Obet. Beruntung, dua polisi itu segera menghindar.

Para pelaku kejahatan yang ditembak mati, ujar dia, umumnya muka-muka lama. Obet misalnya, pernah dipenjara pada 2012. Di lembaga pemasyarakatan, dia merekrut Fahris dan Bledug. Keluar dari penjara pada 2013, ketiganya sering terlibat dalam pencurian dengan kekerasan di beberapa tempat.

Berdasarkan catatan polisi, para pelaku kejahatan tersebut tergabung dalam jaringan yang berbeda-beda. Hasil kejahatan biasanya dijual kepada penadah di Madura, seperti Bangkalan dan Sampang. Hingga kini, polisi masih memburu para penjahat yang masuk dalam daftar pencarian orang. Jumlahnya kurang dari 10 orang.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Penembakan mati penjahat mendapat dukungan dosen Fakultas Hukum Universitas Airlangga, I Wayan Titib Sulaksana. "Kalau saya sepakat (ditembak mati), karena mereka ini penjahat kambuhan. Sangat kejam dan tega." Tindakan tegas polisi, kata Wayan, akan menenangkan kehidupan masyarakat sekaligus menimbulkan efek jera bagi pelaku kejahatan. (Baca juga: Polda Tembak Mati 5 Penjahat Kapak Merah)

AGITA SUKMA LISTYANTI

TERPOPULER:

'SBY Kecewa UU Pilkada, tapi Rakyat Tidak Bodoh' 
5 Argumen DPR Soal Pilkada DPRD yang Terbantahkan
Koalisi Prabowo Usulkan Pilpres oleh MPR Lagi
Gugat UU Pilkada, SBY Dianggap Sumpah Palsu




Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

TPNPB Serang Polsek Homeyo di Intan Jaya, Klaim Tewaskan Satu Intel

7 jam lalu

Sebby Sambom. phaul-heger.blogspot.com
TPNPB Serang Polsek Homeyo di Intan Jaya, Klaim Tewaskan Satu Intel

Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat atau TPNPB menyerang Polsek Homeyo, Intan Jaya, dan menewaskan satu orang


Polisi Ungkap Alasan Keluarga Menolak Autopsi Jenazah Brigadir Ridhal Ali Tomi yang Diduga Tewas Bunuh Diri

3 hari lalu

Rekaman CCTV yang memperlihatkan Mobil Alphard yang ditunggangi Brigadir Ridhal Ali Tomi. FOTO/video/x
Polisi Ungkap Alasan Keluarga Menolak Autopsi Jenazah Brigadir Ridhal Ali Tomi yang Diduga Tewas Bunuh Diri

Brigadir Ridhal Ali Tomi ditemukan tewas dengan luka tembak di pelipis kanan dan tembus ke kiri akibat tembakan senjata api. Diduga bunuh diri.


Jenazah Brigadir RA yang Tewas di dalam Alphard Tidak Diautopsi, Langsung Diserahkan ke Keluarga

3 hari lalu

Rekaman CCTV yang memperlihatkan Mobil Alphard yang ditunggangi Brigadir Ridhal Ali Tomi. FOTO/video/x
Jenazah Brigadir RA yang Tewas di dalam Alphard Tidak Diautopsi, Langsung Diserahkan ke Keluarga

Brigadir RA yang tewas dengan luka tembak di dalam mobil Alphard di sebuah rumah di Mampang tercatat berdinas di Polresta Manado.


Dinas di Polresta Manado, Brigadir RA yang Tewas dengan Luka Tembak Disebut Pengawal di Rumah Mampang

3 hari lalu

Anggota Polri saat melakukan olah TKP di Mampang Prapatan, Jakarta. ANTARA/HO-Polres Metro Jaksel
Dinas di Polresta Manado, Brigadir RA yang Tewas dengan Luka Tembak Disebut Pengawal di Rumah Mampang

Tetangga mengenal Brigadir RA sebagai pengawal sekaligus sopir di rumah Mampang tersebut. Ia ditemukan tewas dengan luka tembak di kepala.


Warga Ungkap Rumah Tempat Brigadir RA Tewas dengan Luka Tembak Milik Pengusaha Batu Bara

3 hari lalu

Penampakan dari luar rumah di  Jalan Mampang Prapatan IV, Jakarta Selatan tempat Brigadir Ridhal Ali Tomi ditemukan tewas di dalam mobil pada Kamis, 25 April 2024. TEMPO/Han Revanda Putra.
Warga Ungkap Rumah Tempat Brigadir RA Tewas dengan Luka Tembak Milik Pengusaha Batu Bara

Brigadir RA ditemukan tewas dengan luka tembak di kepala di dalam mobil Alphard di sebuah rumah di Mampang.


Polisi Duga Bunuh Diri dengan Cara Tembak Pelipis, Brigadir RA Dikenal Rajin Beribadah dan Pandai Bergaul

3 hari lalu

Rekaman CCTV yang memperlihatkan Mobil Alphard yang ditunggangi Brigadir Ridhal Ali Tomi. FOTO/video/x
Polisi Duga Bunuh Diri dengan Cara Tembak Pelipis, Brigadir RA Dikenal Rajin Beribadah dan Pandai Bergaul

Brigadir RA atau Ridhal Ali Tomi ditemukan tewas dengan luka tembak di kepala di dalam mobil Alphard. Dikenal rajin beribadah dan pandai bergaul.


Tewas dengan Luka Tembak di dalam Mobil Alphard di Mampang, Brigadir RA Berdinas di Polresta Manado

3 hari lalu

Anggota Polri saat melakukan olah TKP di Mampang Prapatan, Jakarta. ANTARA/HO-Polres Metro Jaksel
Tewas dengan Luka Tembak di dalam Mobil Alphard di Mampang, Brigadir RA Berdinas di Polresta Manado

Satreskrim Polres Metro Jakarta Selatan menduga Brigadir RA tewas karena diduga bunuh diri. Ditemukan luka tembak di kepala.


Brigadir RA Tewas dengan Luka Tembak di dalam Mobil Alphard di Mampang, Keluarga dari Manado cek TKP dan CCTV

3 hari lalu

Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Metro Jakarta Selatan AKBP Bintoro saat ditemui di Jakarta, Sabtu 27 April 2024. ANTARA/Ilham Kausar
Brigadir RA Tewas dengan Luka Tembak di dalam Mobil Alphard di Mampang, Keluarga dari Manado cek TKP dan CCTV

Keluarga almarhum Brigadir RA datang langsung dari Manado untuk mengecek TKP dan melihat CCTV. Ditemukan luka tembak di kepala korban.


Ada Luka Tembak di Kepala Brigadir RA yang Ditemukan Tewas di dalam Mobil Alphard di Mampang

3 hari lalu

Anggota Polri saat melakukan olah TKP di Mampang Prapatan, Jakarta. ANTARA/HO-Polres Metro Jaksel
Ada Luka Tembak di Kepala Brigadir RA yang Ditemukan Tewas di dalam Mobil Alphard di Mampang

Polisi menemukan luka tembak di pelipis kanan kepala Brigadir RA yang tembus ke bagian kiri kepala, bahkan hingga ke atap mobil Alphard.


Setelah Laporkan Kapolres Tangsel ke Divisi Propam Polri, Pengusaha ini ke LPSK Bawa Bukti Penembakan Kantornya

4 hari lalu

Ilustrasi penembakan. timeout.com
Setelah Laporkan Kapolres Tangsel ke Divisi Propam Polri, Pengusaha ini ke LPSK Bawa Bukti Penembakan Kantornya

Budi meminta perlindungan LPSK. Lawan pengusaha importir mesin itu diduga dibekingi jenderal.