TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Kelautan dan Perikanan Sharif C. Sutardjo mengatakan Indonesia masih kekurangan penyuluh perikanan dalam jumlah besar. "Ini untuk memaksimalkan potensi yang kita miliki," ujar Sharif saat memberi sambutan dalam Rapat Koordinasi Badan Koordinasi Nasional Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan di gedung Kementerian Perikanan dan Kelautan III, Selasa, 2 September 2014.
Peran penyuluh sangat penting untuk menggerakkan perekonomian masyarakat. Bukan hanya aspek produktivitas, namun juga konservasi dan pelestarian lingkungan. "Akhirnya penyuluhan kami lakukan melalui partisipasi pelaku usaha sebagai mitra kerja kami," kata dia.
Pejabat teras Partai Golkar ini mengatakan saat ini jumlah penyuluh perikanan hanya 12.113 orang atau sekitar 15,76 persen dari total penyuluh 76.877 orang. Angka itu bahkan jauh di bawah penyuluh pertanian yang berjumlah 56,335 orang atau sekitar 73,38 persen. "Angka ini sangat kurang dibanding potensi yang kami miliki," kata dia.
Namun di tengah keterbatasan itu, kata Sharif, lembaganya bisa mencatatkan pertumbuhan hingga 6,5 persen dalam tiga tahun terakhir. Angka itu melampaui raihan pertumbuhan nasional termasuk Kementerian Pertanian, sebagai induk semangnya. "Padahal kami tidak mendapatkan subsidi pakan dari pemerintah sebagaimana subsidi pupuk buat pertanian," kata dia.
Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kementerian Perikanan dan Kelautan Suseno Sukoyono menambahkan, lembaganya telah mengajukan penambahan sekitar 2.000 penyuluh baru tahun ini. Angka tersebut dibutuhkan untuk menutupi kekurangan akibat banyaknya penyuluh yang pensiun. "Semoga bisa segera terpenuhi," kata dia.
Namun di tengah keterbatasan penyuluh pertanian, lembaganya berhasil meraup pendapatan hingga Rp 4 triliun dari kegiatan masyarakat di pesisir pantai. "Padahal anggaran yang kami miliki hanya Rp 52 miliar," ujarnya.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Chairul Tanjung mengatakan persoalan pangan menjadi perhatian serius pemerintah. Saat ini pertumbuhan penduduk dunia terus menunjukkan peningkatan, sehingga perlu antisipasi penyediaan pangan dalam jumlah yang cukup. "Di sinilah fungsi penyuluh, baik pertanian maupun perikanan," kata dia.
Chairul mencatat, saat ini dari total pelaku usaha pertanian, hanya sekitar 35,2 persen sebagai petani. Sementara potensi yang berhasil mereka kuasai dari potensi pertanian hanya sekitar 14,4 persen. "Artinya ketidaksejahteraan ada di sektor ini," ujarnya.
JAYADI SUPRIADIN
Berita lain:
Isi Pertemuan Jokowi dengan Hatta Rajasa
Mengapa SBY Mustahil Jadi Sekjen PBB
Foto Bugil Jennifer Lawrence Asli
Soal Bocoran Kabinet, Ini Kata Jokowi