TEMPO.CO, Bandung - Puncak gunung tertinggi di Indonesia, Carstensz Pyramid di Papua, kini dipasangi tali panjat baru sepanjang 700 meter. Mahasiswa Pecinta Alam Universitas Parahyangan (Mahitala Unpar) sukses memasang tali bagi para pendaki yang ingin mencapai puncak. Dalam ekspedisi ini, tim harus bersusah payah mengangkut logistik dan tali seberat 500 kilogram karena helikopter gagal terbang akibat cuaca berkabut.
Anggota tim bagian publikasi ekspedisi, Janatan Ginting, mengatakan pemasangan tali panjat itu dilakukan sejak 15 Agustus lalu. Tim kemudian menjajalnya untuk mengibarkan Merah Putih di puncak salah satu dari tujuh gunung tertinggi di dunia tersebut pada 17 Agustus 2014. "Pengibaran bendera itu puncak dari ekspedisi pemasangan tali baru," ujarnya, Kamis, 21 Agustus 2014.
Tim beranggotakan enam mahasiswa dan alumnus anggota Mahitala Unpar serta sembilan karyawan PT Freeport yang dilatih mendaki, juga dibantu tiga orang porter atau pembawa barang. Rencana pemasangan tali ini sempat meleset selama tiga hari, yakni pada 10-12 Agustus lalu, karena helikopter terhambat kabut.
Carstensz merupakan salah satu dari tujuh puncak gunung tertinggi di dunia (seven summit) dengan ketinggian 4.884 meter dari permukaan laut (mdpl).
Helikopter itu sedianya dipakai untuk mengangkut logistik dan tali seberat kurang-lebih setengah ton. Mereka akhirnya harus mengangkutnya dalam sehari dari titik Bali Dump ke kemah induk di Lembah Danau-danau. "Jauhnya empat-lima jam perjalanan, masing-masing membawa 30 kilogram," tutur Janatan.
Tali pendakian ke puncak Gunung Carstensz Pyramid, Papua, dinilai membahayakan. Karena itu, mereka berinisiatif menggantinya dengan yang baru. Tali pendakian yang diganti itu berada di daerah Lembah Kuning yang berketinggian 4.250 mdpl.
Pada jalur normal dari lembah ini, tiap pendaki harus meniti tebing sepanjang hampir 600 meter dengan kemiringan 60-80 derajat agar bisa sampai puncak. "Dengan kondisi hampir tiap hari hujan di puncak, kami perkirakan kekuatan tali baru hanya sekitar dua tahun," katanya.
Ekspedisi yang dimulai sejak 4 hingga 20 Agustus 2014 ini, ujar Janatan, berlangsung dengan aman dan lancar. Padahal sebelumnya, terjadi aksi penembakan senjata api oleh orang tak dikenal di Kabupaten Puncak Jaya, Provinsi Papua, pada Rabu, 16 Juli lalu. Penembakan pada pukul 14.00 WIT di wilayah Kampung Dangobak tersebut mengakibatan dua orang tewas, beberapa orang luka, dan empat mobil iring-iringan terbakar.
Menurut Komandan Distrik Militer Puncak Jaya Letnan Kolonel Infanteri Lukman Arif, mobil itu sedang mengangkut sembako dari Wamena ke Mulia. Tentara Pembebasan Nasional Organisasi Papua Merdeka (OPM) mengaku sebagai pelaku. "Benar, itu anak buah saya yang menembak dan ada yang mati," tutur Panglima Tinggi Tentara Pertahanan Nasional OPM Lanny Jaya, Purom Okiman Wenda, Kamis, 17 Juli 2014.
ANWAR SISWADI
Berita Terpopuler:
Istana: Tujuh Menteri Harus Mundur
Tiga Kader Golkar Gugat Ical Rp 1 Triliun
Yang Bikin Jupe Merinding dari Diego
Kiai Pro-Prabowo: Jika Tidak PSU, MK Cacat