TEMPO.CO, Semarang - Pusat lokalisasi pekerja seks Sunan Kuning, Kota Semarang, Jawa Tengah, menolak limpahan pekerja seks komersial (PSK) asal Dolly, Surabaya, dan Saritem, Bandung. Pemerintah daerah setempat mengancam akan mengusir pendatang di Sunan Kuning yang identitasnya diketahui berasal dari dua daerah sekitar Jawa Timur dan Jawa Barat.
"Mereka yang ditemukan tak terdaftar dikenai sanksi dikembalikan ke asal," kata Tri Harjono, Lurah Kalibanteng Kulon, Kecamatan Semarang Barat, Kota Semarang, yang membawahi lokalisasi Sunan Kuning, Rabu, 13 Agustus 2014.
Tri telah mendata lokalisasi yang kini berubah nama menjadi resosialisasi itu hingga sepekan ke depan. Pendataan itu untuk mengetahui penghuni yang diduga limpahan dari dua lokalisasi di Surabaya dan Bandung yang kini telah ditutup pemerintah. “Fungsi resosialisasi di Sunan Kuning ini untuk mengurangi PSK, bukan malah menambah,” kata Tri Harjono.
Pantauan Tempo, pada saat pendataan baru ada 10 orang PSK yang melaporkan identitasnya dari jumlah PSK yang ada mencapai 500 orang. Mereka akan diidentifikasi sesuai kartu tanda penduduk daerah asal serta catatan sebagai penghuni Kampung Sunan Kuning.
Menurut Tri, resosialisasi Sunan Kuning sebagai tempat pembinaan bagi PSK yang mengaku kesulitan beralih profesi. Mereka dilatih untuk mendapat keterampilan serta menabung dari hasil profesinya yang ditargetkan bisa mengentaskan keterikatannya sebagai PSK. “Bila sudah punya uang sebagai modal usaha dan keterampilan, mereka akan dikembalikan keluar dari Sunan Kuning,” katanya.
Ketua Resosialisasi Sunan Kuning, Suwandi, menyatakan saat pendataan ditemukan empat penghuni asal Bandung. Tapi ia memastikan mereka penghuni lama yang masih perlu pembinaan dan pelatihan keterampilan. “Kalau pun nanti ada yang datang baru akan kami tolak,” kata Suwandi.
Menurut dia, kapasitas hunian di Sunan Kuning sudah terbatas karena sudah dihuni oleh 560 orang. Ia menjamin akan menghubungi sejumlah pemilik kos di kampung itu untuk mendata apakah ada warga baru yang dicurigai limpahan dari lokalisasi Dolly dan Saritem. “Apa lagi karakter PSK asal Bandung sulit dibina dan diskrening sehingga rawan meningkatkan penyakit menular,” kata Suwandi menjelaskan.
Ia mengklaim saat ini jumlah penghuni di Kampung Sunan Kuning telah berkurang. Tapi Suwandi tak tahu persis jumlah pengurangannya. “Mereka pergi tanpa pemberitahuan,” ujarnya. Rata-rata penghuni itu pulang karena menikah dan punya modal serta keterampilan usaha di daerah asal.
EDI FAISOL
Topik terhangat:
ISIS | Pemerasan TKI | Sengketa Pilpres | Pembatasan BBM Subsidi
Berita terpopuler lainnya:
Novela Saksi Prabowo Doakan Israel
Kenaikan Gaji PNS Jadi Pilot Project Jokowi
Begini Robin Williams Saat Pertama Ditemukan