TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Kacung Marijan mengatakan gerakan kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) diperkirakan sudah masuk ke sejumlah perguruan tinggi.
Menurut Marijan, ideologi radikal yang dibawa gerakan ISIS memang selalu menarik. "Khususnya bagi kalangan mahasiswa yang punya pandangan sama," katanya. Meski gerakan tersebut masih kecil, Marijan mengimbau mahasiswa tetap waspada. (Baca: Tangkap Aktivis ISIS, Densus Sita 21 Peluru)
Meski begitu, kata dia, Kemendikbud belum membicarakan potensi ISIS secara khusus dan mendalam. Sebab, menurut dia, gerakan tersebut masih di ranah teologi.
Kacung mengatakan ISIS berpotensi menghancurkan bangunan-bangunan yang dianggap suci oleh umat Islam di Indonesia. Contohnya, dia menyebutkan, makam-makam wali di Pulau Jawa. "Jika kelompok ini besar, makam wali-wali bisa saja bernasib sama dengan makam Nabi Yunus di Irak. Ideologi mereka sangat bahaya," ujar Marijan. (Baca: Polisi Akan Bekukan Aset Para Penyebar ISIS)
Gerakan ISIS muncul sejak bulan lalu. Belakangan, muncul video ajakan untuk masuk ISIS di YouTube. Bahkan sudah ada beberapa pembaiatan di beberapa daerah. Di Solo pada pertengahan Juli lalu, sekitar 1.500 orang menyatakan diri masuk ISIS di Masjid Baitul Makmur.
Pembaiatan tersebut dipimpin oleh Amir Mahmud, pemimpin Forum Pendukung Daulah Islamiyyah yang juga bekas dosen di Universitas Muhammadiyah Solo. Di Lembaga Pemasyarakatan Nusakambangan, Abu Bakar Ba'asyir, terpidana kasus terorisme, diduga membaiat sejumlah narapidana sebagai pendukung ISIS. (Baca: Pasukan AS Gempur Pertahanan ISIS di Irak)
AMRI MAHBUB
Baca juga:
Yuk, Kenali Gejala Penyakit Ginjal
Pasukan AS Gempur Pertahanan ISIS di Irak
Tangkap Aktivis ISIS, Densus Sita 21 Peluru
Bupati Bogor Minta KPK Usut Cahyadi Kumala