TEMPO.CO, Surabaya - Direktorat Lalu Lintas Kepolisian Daerah Jawa Timur telah memetakan beberapa jalur yang diprediksi akan menjadi jalur yang sangat padat. Direktur Dirlantas Polda Jatim Komisaris Besar Polisi Verdianto Iskandar Betticaca mengatakan pemetaan itu dibuat agar para pemudik bisa mewaspadai dan menghindari jalur hitam itu.
"Jalur-jalur itu perlu diwaspadai karena sering terjadi kecelakaan saking padatnya," kata Verdianto di Markas Kepolisian Daerah Jawa Timur, 17 Juli 2014. (Baca juga: Stasiun Senen Dipermak Jelang Lebaran)
Jalur-jalur itu, kata dia, di kawasan Surabaya terdapat di daerah Kalianak, Margomulyo, Mastrip, Kenjeran, dan sepanjang Jalan Ahmad Yani. Sedangkan untuk kawasan Gresik terdapat di Jalan Duduksampean yang biasanya menjadi jalur truk-truk besar dan poso.
Adapun di kawasan Lamongan yang perlu diwaspadai adalah sepanjang jalur utara atau jalan Pantura hingga Tuban. Di Sidoarjo terdapat antrean panjang yang biasanya di Sepanjang, Krian, serta Balongbendo.
Untuk Mojokerto, yang perlu diwaspadai terdapat di Bypass Mojokerto. Adapun di Pasuruan terdapat di jalan Purwodadi menuju Malang dan sebaliknya. Di daerah Probolinggo biasanya terjadi di sepanjang jalan Pantura hingga Banyuwangi.
Daerah Lumajang terdapat di kawasan jalan utama hingga jalur utama Probolinggo. Sedangkan di jalur tengah terdapat di kawasan Nganjuk hingga Madiun. Namun, jika lewat jalur selatan yang perlu diwaspadai adalah jalur Malang hingga Blitar.
Menurut Verdianto, jalan di Surabaya tergolong jalan mixtraffic. Artinya, semua kendaraan, baik roda dua, roda empat, maupun truk, bercampur di jalur itu. Selain itu, jalan di jalur tersebut terbilang lebar dan lurus. "Ketidaksabaran dan seringnya melanggar marka jalan inilah yang akan menyebabkan angka kecelakaan semakin tinggi," katanya.
Adapun karakteristik jalan sepanjang Jalan Ahmad Yani dari Surabaya hingga Mojokerto adalah lurus, lebar, dan termasuk jalur padat. Apalagi di daerah Malang, khususnya di Purwodadi, jalannya cenderung menanjak, sehingga membuat pengemudi semakin tak terkontrol untuk memacu kendaraannya. "Karakter jalan menanjak ini yang perlu diwaspadai, sangat rawan," katanya.
Sedangkan untuk jalan kawasan Nganjuk, karakteristik jalannya cenderung lebar, tanjakan, tikungan, bahkan melewati hutan-hutan yang terdapat di daerah Saradan. "Namun begitu, semua jalan di Jawa Timur rata-rata sudah baik dan rambu-rambunya tidak ada yang bermasalah. Semoga bisa menekan angka kecelakaan," ujarnya.
Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Jatim Awi Setiyono mengatakan angka kecelakaan sudah semakin turun di Jawa Timur. Pada tahun 2012, untuk jumlah kejadian sebanyak 1.003, korban meninggal dunia 149 jiwa, korban luka berat 148, korban luka ringan 1.408, dan kerugian material Rp 946.613.100.
Adapun pada tahun 2013, angka kecelakaan menurun menjadi 817 kejadian, artinya pada tahun 2013 turun 186 persen. Korban meninggal dunia sebanyak 115, artinya turun 34 persen. "Jika dilihat dari posisi pekerjaan, korban kecelakaan tertinggi swasta, mahasiswa atau pelajar, dan pengemudi," ujarnya. (Baca juga: Lintas Utara-Selatan Diklaim Siap Buat Arus Mudik)
MOHAMMAD SYARRAFAH
Berita Lain
Istri Pimpinan ISIS Mantan Penata Rambut
Pamer Busana Muslimah, Syahrini Di-Bully Netizen
Beredar Video PPS Rusak Surat Suara di Sukoharjo