TEMPO.CO , Jakarta - Wakil Ketua Umum Demokrat, Max Sopacua, mengatakan sikap partainya tidak mencla-mencle ini terkait proses mendukung Prabowo-Hatta. Menurut dia, Demokrat melalui perjalanan yang panjang untuk mendukung pasangan itu, sejak Rapat Pimpinan Nasional hingga deklarasi dukungan resmi partai.
Demokrat, kata Max, mendukung Prabowo-Hatta lantaran pasangan itu berkomitmen melanjutkan program dan kebijakan pemerintahan SBY. "Bukan atas dasar pembagian kekuasaan. Tidak ada persepsi untuk mendapatkan kekuasaan," ucapnya. Menurut dia, dukungan Demokrat ini berbeda dengan partai-partai lain yang tergabung dalam sebuah koalisi, yang menginginan pembagian jatah kekuasaan, misalnya melalui pembagian kursi menteri. (Baca; Praktisi Nilai Mesin Politik Prabowo Tak Solid)
Dia mengatakan partainya optimistis Prabowo-Hatta memenangi pemilihan presiden. Demokrat, Max menambahkan, akan berpatokan pada hasil penghitungan suara resmi yang akan diumumkan KPU pada 22 Juli 2014. Menurut Max, partainya tak ingin terjebak di perdebatan ihwal perbedaan hasil hitung cepat sejumlah lembaga survei. Sebabnya, kata dia, lembaga-lembaga survei punya kepentingan untuk memenangkan masing-masing pasangan calon presiden dan wakil presiden. "Kepentingan itu terlihat jelas sekali."
Anggota Dewan Pembina Demokrat, Ahmad Mubarok, tak ingin berkomentar ihwal kemungkinan partainya merapat ke Jokowi-Kalla jika nantinya pasangan itu ditetapkan sebagai pemenang pemilihan presiden. "Tidak usahlah berandai-andai seperti itu. Belum tentu Jokowi yang menang," kata Mubarok, saat dihubungi Tempo, Ahad, 13 Juli 2014. (Baca: Koalisi Masyarakat Sipil Kritik Keberpihakan SBY)
Menurut dia, pemenang pemilihan presiden akan bergantung pada hasil final penghitungan suara resmi yang diumumkan KPU pada 22 Juli 2014. "Kita tunggu saja KPU," ujarnya. Dia pun enggan memprediksi apakah Prabowo-Hatta bisa menang berdasarkan hasil penghitungan suara resmi oleh KPU. "Saya tidak mau mendahului real count KPU." (Baca: Jokowi-JK Tak Akan Kuat tanpa Golkar)
Sebelumnya, kabar hengkangnya Partai Golkar dari kubu Prabowo-Hatta semakin menguat seiring kemenangan Jokowi-Kalla berdasarkan hasil hitung cepat sejumlah lembaga survei. Politikus Golkar yang juga peraih suara terbanyak di partai itu saat pemilihan legislator April lalu, Nusron Wahid, menyatakan akan ada konsolidasi di partainya setelah kemenangan Jokowi-Kalla. Dia mengatakan Golkar tak biasa menjadi partai oposisi, sehingga pasti akan merapat ke pihak yang menang.
PRIHANDOKO
Berita Terpopuler
Soekarwo: Saya Kampanye Batin untuk Prabowo-Hatta
Siaran TV One dan Metro TV Paling Banyak Diadukan
Terduga Penyegel Kantor TVOne Diancam Dibunuh
Aliansi Perempuan Surakarta Berdoa untuk Pemilu Damai