"Dengan 37 ribu peserta dari seluruh Indonesia, Penas (Pekan Nasional) ini terbilang berhasil. Penjual makanan laris, pendapatan masyarakat Malang meningkat. Karena itu, saya minta pada Pak Win (Ketua Umum KTNA Winarno Tohir) kalau boleh KTNA ke-15 digelar di Jawa Timur lagi," kata Soekarwo dalam nada lucu yang disambut gemuruh tawa.
Soekarwo juga dinilai komunikatif. Agar suasana menjadi lebih cair dan riang, secara spontan dan dengan mimik muka lucu, Ketua Partai Demokrat Jawa Timur itu beberapa kali meminta peserta bertepuk tangan. Peserta tak hanya menuruti permintaannya, tapi juga jadi tertawa. "Nanti, kalau acara sudah selesai, peserta jangan pulang dulu, belanja dulu di Malang," ujar Soekarwo tertawa.
Suasana berbeda terlihat saat SBY berpidato. Banyak peserta yang berfoto bersama atau ber-selfie ria, seperti yang Tempo lihat di sisi kanan panggung, tepatnya di dekat tiang gawang. Mereka bahkan tertawa-tawa keras sampai seorang personel keamanan yang berbatik lengan panjang dengan ramah meminta mereka duduk dan diam.
Sedangkan ratusan peserta di barisan belakang dalam tenda besar asyik berbincang. Ada yang tertidur pulas. Sebagian dari mereka merokok. Bahkan seorang peserta dari Sulawesi Utara yang duduk di barian terdepan, di sebelah peserta dari Kalimantan Timur yang berpakaian adat Dayak, dengan seenaknya membuang puntung rokok di rumput, persis di depan mata dua petugas keamanan dan disaksikan banyak wartawan. Keruan saja seorang petugas memungut puntung rokok dan menasihati pria berbatik hijau itu.
Namun ribuan peserta sempat terdiam dan tertegun saat SBY menyampaikan salam perpisahan. SBY menyatakan masa tugasnya tinggal 4,5 bulan lagi, sehingga kehadirannya pada Pekan Nasional ini merupakan yang terakhir baginya sebagai presiden. Untuk itu SBY mengingatkan semua petani dan nelayan agar aktif menyukseskan pelaksanaan pemilihan umum presiden dan mendukung siapa pun presiden terpilih.
"Karena empat setengah bulan lagi saya akan mengakhiri masa tugas sebagai Presiden RI. Saya mendoakan, memohon pada Allah, agar kesejahteraan para petani, nelayan, dan petani hutan semakin baik," kata SBY pada akhir pidatonya. Suasana sempat hening sampai akhirnya gemuruh tepuk tangan terdengar, bahkan banyak peserta bertepuk tangan sambil berdiri. (Baca: SBY Minta Presiden Mendatang Cinta Petani-Nelayan)
Kalimat perpisahan itu diapresiasi positif banyak peserta. Soekirman, Bupati Serdang Bedagai, Sumatera Utara, misalnya, menilai momentum pamitan SBY sangat tepat. Dalam pidato sepanjang hampir 30 menit itu, SBY tidak banyak mengumbar cerita sukses maupun terkesan mengarahkan peserta untuk mendukung salah satu calon presiden.
ABDI PURMONO
Terpopuler:
Mahasiswa Jatuh dari Lantai 4 Akhirnya Meninggal
NU Solo Kebanjiran Pertanyaan tentang Agama Jokowi
Jokowi Sindir Prabowo untuk Mempertegas Perbedaan