TEMPO.CO, Bima - Hujan abu bercampur pasir dari letusan Gunung Sangeang Api merobohkan sejumlah rumah penduduk di Sangeang Pulo atau daerah yang wilayah terdekat Puncak Sangeang Api, Kecamatan Wera. Menurut warga setempat, Ama Hasnah, atap rumah tak mampu menahan beban pasir yang menghujani kawasan itu.
"Hujan pasir. Rumah kecil seperti gubuk kok gak terlalu besar, hanya untuk pondokan musiman," kata Ama Hasnah, Senin, 2 Juni 2014. (Baca: Gunung Meletus, 133 Warga Terjebak di Sangeang Pulo)
Ketika hujan abu dan pasir mengguyur, Ama Hasnah dan penduduk dusun lainnya tengah berada di ladang dan ada yang menunggu ternaknya. Mereka kabur menggunakan perahu motor saat abu bercampur pasir menghujani rumah penduduk. Pantauan Tempo, kerusakan rumah terjadi pada radius 1-2 kilometer dari Gunung Sangeang Api. Beberapa atap yang terbuat genting dan daun lontar runtuh, tak kuat menahan beban.
Tak hanya itu, beberapa warga mengaku hewan ternaknya terluka, bahkan tak sedikit yang mati akibat reruntuhan atap kandang. Mereka berharap pemerintah memberikan ganti rugi atas kerusakan itu.
Ketua Tim Tanggap Darurat Bencana Erupsi Gunung Sangeang Api di Kecamatan Wera, Kabupaten Bima, Letkol (inf) Tommy Ferry, mengatakan tidak ada korban jiwa dalam musibah ini. Sebab, hampir semua warga berhasil dievakuasi sebelum letusan terjadi. "Kami mengutamakan masyarakatnya dulu, baru harta benda," katanya. (Baca: Sangeang Meletus, Bima Tanggap Darurat Tujuh Hari)
Baca Juga:
AKHYAR M. NUR
Berita Lain
3 Hal Tak Bisa Dilakukan Ahok sebagai Plt Gubernur
Kasus Haji, PPATK: Rekening Anggito Mencurigakan
Penghargaan Pluralisme Sultan Didesak untuk Dicabut