TEMPO.CO, Bojonegoro - Dalam kunjunganya ke Bojonegoro, Jawa Timur, Wakil Presiden Boediono menggelar dialog dengan warga seusai salat jumat di pendapa Bupati Bojonegoro. Dialog di luar jadwal kunjungan kerja itu berlangsung cair.
Forum dialog rutin digelar Bupati Bojonegoro Suyoto seusai salat Jumat di pendapa Malowapati. "Tadi saya memberi tahu Pak Wapres, dan beliau tertarik untuk hadir," katanya di hadapan warga yang memenuhi pendapa, Jumat, 25 April 2014.
Dengan gaya khasnya yang memancing tawa, Suyoto mengenalkan salah seorang warga bernama Kusnan kepada Boediono. Menurut Suyoto, Kusnan paling rajin menghadiri dialog dan getol menyampaikan keluhan dan laporan.
Suyoto mengatakan, akibat sikap kritisnya, warga menjuluki Kusnan sebagai 'KPK' Desa Sonosewu, merujuk tempat tinggal Kusnan. "Dia selalu melaporkan apa-apa yang terjadi di desanya. Orang kecamatan takut sama dia," katanya.
Sebelumnya, Kusnan merupakan pengangguran yang tergolong warga miskin. Setelah beternak sapi, kondisi ekonominya membaik. "Sapinya dibeli Pak Gubernur seharga Rp 67 juta," kata Suyoto.
Kesempatan bertemu Boediono dimanfaatkan Kusnan menyampaikan unek-uneknya. Ia melaporkan kelangkaan dan mahalnya harga pupuk bersubsidi di Bojonegoro. "Pupuk ada di toko, tapi mahal," katanya.
Menanggapi keluhan Kusnan, Boediono mengatakan kelangkaan disebabkan jumlah pupuk bersubsidi tidak mencukupi kebutuhan. "Subsidi pupuk kita ambil dari APBN yang jumlahnya terbatas," ujarnya.
Kendati demikian, Boediono berjanji memperbaiki sistem penyaluran pupuk bersubsidi. "Kang Kusnan laporkan bila menemukan penyelewengan," tuturnya. Boediono memuji dialog yang digelar Suyoto dan warga sebagai pola komunikasi yang cair antara rakyat dan pejabat. "Ini demokrasi yang kita inginkan."
Boediono cukup senang menghadiri dialog itu, sampai mengorbankan jadwal kunjungan ke tempat lain. Kunjungan Boediono ke kabupaten di barat laut Provinsi Jawa Timur itu untuk meresmikan rel ganda Bojonegoro-Cirebon. Rel tersebut bagian dari rel ganda Jakarta-Surabaya.
IQBAL MUHTAROM