TEMPO.CO , Bandung: Owa Jawa betina asal Inggris bernama Regina, 16 tahun, melahirkan seekor bayi di Pusat Rehabilitasi Primata kelolaan Aspinall Foundation di Ciwidey, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Kelahiran owa (Hylobates moloch) pada Kamis pagi, 17 April 2014, tersebut selain menambah populasi satwa dilindungi dengan status terancam, menjadi bekal untuk pelepas liaran di alam.
Koordinator pengasuh satwa di Pusat Rehabilitasi Primata di Ciwidey Sigit Ibrahim mengatakan, bayi owa itu anak pertama Regina. Di kandang, ia dipasangkan dengan pejantan Aom, 11 tahun. Para pengasuh mengetahui kelahiran bayi owa saat memberi makan ke kandang pukul 06.00 WIB. "Regina terlihat sedang menggendong bayinya dengan tali pusar masih tersambung," ujar Sigit kepada Tempo, Kamis, 17 April 2014.
Sejauh ini belum diketahui jenis kelamin bayi owa itu. Saat ini perawat belum bisa memastikan jenis kelamin karena induk owa biasanya sangat galak melindungi bayinya setelah melahirkan. Petugas sempat cemas apakah Regina bisa memelihara bayinya atau tidak. (Baca: Owa Jawa Tinggal 400 Ekor di Gunung Slamet)
Kelahiran Regina sudah lama diharapkan, karena menjadi salah satu syarat penting pelepas liaran di alam, selain bebas dari penyakit mematikan, dan sanggup mempertahankan diri dari ancaman pemangsa. Regina yang lahir di sebuah kebun binatang di Inggris dan tiba 2012 lalu di Bandung, dijodohkan dengan Aom yang berasal dari hasil sitaan warga di Banjaran, Kabupaten Bandung.
Selain bertubuh sehat tanpa penyakit seperti hepatitis B dan simian retrovirus (SRV) yang mematikan, keduanya cepat akur dan saling berbagi makanan sejak dijodohkan 25 Maret 2012. Direktur Eksekutif The Aspinall Foundation Indonesia, Made Wedana mengatakan, pasca melahirkan keduanya tetap sekandang. "Owa penganut monogami yang setia pada pasangannya di alam liar," katanya.
ANWAR SISWADI