TEMPO.CO, KEDIRI - Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) masih mempertahankan status Gunung Kelud ke posisi Waspada. Namun demikian warga mulai berani menerobos kawasan puncak yang masih belum aman.
Kepala Pos Pemantauan Gunung Kelud di Dusun Margomulyo, Desa Sugihwaras, Kecamatan Ngancar, Kabupaten Kediri, Khoirul Huda mengatakan hingga kini aktivitas vulkanik Kelud belum memungkinkan diturunkan menjadi Normal. "Kantor pusat masih menganggap perlu pemberlakuan status waspada," kata Khoirul kepada Tempo, Jumat, 7 Maret 2014.
Keputusan itu diambil setelah melakukan evaluasi aktivitas vulkanik Gunung Kelud yang dilaporkan Khoirul dan kawan-kawan dalam satu pekan terakhir di Sugihwaras. Sesuai prosedur pengkajian PVMBG, evaluasi ini dilakukan setiap tujuh hari sekali untuk menentukan naik turunnya status gunung api. Dan hasilnya status Kelud masih dianggap berbahaya hingga perlu penahanan ke dalam status waspada.
Hal ini membawa konsuekensi masih ditetapkannya radius bahaya di jarak dua kilometer dari puncak Kelud. Kawasan tersebut sangat dimungkinkan dipenuhi gas karbondioksida dan belerang yang keluar dari perut bumi. "Kalau dihirup manusia dalam jumlah besar bisa berakibat fatal," katanya.
Sementara itu kawasan di sekitar puncak Kelud hingga kini masih dipenuhi material pasir bercampur batu. Seluruh kawasan perkebunan dan jalan raya menuju puncak tertimbun material itu hingga cukup sulit dilalui kendaraan roda dua. (Baca : Lamanya Revitalisasi Kelud Picu Inflasi Maret)
HARI TRI WASONO
Terpopuler
Diduga Bunuh Ade Sara, Pasangan Ini Bercuit Sebelum Ditangkap
Diduga, Ade Sara Dibunuh dalam Perjalanan
Terduga Pembunuh Ade Sara Sepasang Kekasih