Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Abu Gunung Kelud di Yogyakarta Suburkan Tanah

Editor

Raihul Fadjri

Seorang petani melihat kondisi tanaman cabai yang tetutup abu di kawasan Seyegan, Sleman, Yogyakarta, Sabtu (15/2). Sejumlah petani khawatir jika tidak segera turun hujan karena abu vulkanik Gunung Kelud yang menyelimuti mengancam tanaman. ANTARA/Andreas Fitri Atmoko
Seorang petani melihat kondisi tanaman cabai yang tetutup abu di kawasan Seyegan, Sleman, Yogyakarta, Sabtu (15/2). Sejumlah petani khawatir jika tidak segera turun hujan karena abu vulkanik Gunung Kelud yang menyelimuti mengancam tanaman. ANTARA/Andreas Fitri Atmoko
Iklan

TEMPO.CO, Yogyakarta - Kiriman abu dari Gunung Kelud menjadi berkah bagi petani di Daerah Istimewa Yogyakarta. Hasil penelitian tim riset Universitas Muhammadiyah Yogyakarta menemukan, abu Gunung Kelud lebih menyuburkan tanah daripada abu Gunung Merapi. "Bisa menyuburkan tanah tandus dan meningkatkan kualitas pupuk kompos," ujar Wakil Rektor Bidang Akademik UMY, Gunawan Budiyanto, Selasa 25 Februari 2014.

Penyebabnya, kata dia, material abu gunung kelud jauh lebih lembut, dengan diameter 0,002 milimeter. “Sementara abu Letusan Merapi agak kasar karena banyak bercampur pasir,” katanya.

Gunawan menyimpulkan, abu letusan Gunung Kelud di DIY punya kemampuan lebih kuat mengikat air. Gaya Adhesi atau pengikatan air dalam skala tinggi dimiliki abu Kelud yang berukuran halus. "Bukan hanya memiliki nutrisi yang bagus untuk tanah," kata dia.

Pemanfaatan abu ini bisa dipakai untuk mengubah karakter sejumlah tanah tandus di DIY agar memiliki daya ikat ke air lebih kuat. Namun, abu ini tetap tak boleh hanya berada di permukaan tanah karena malah bisa mengeras dan menghalangi air meresap ke tanah. "Tetap harus dicampur dengan lapisan bawah permukaan tanah," kata dia.

Tim riset gabungan di Laboratorium Ilmu Tanah dan Nutrisi Tanaman UMY menjajal efektivitas abu Kelud ke tanah merah dari Gunung Kidul, tanah pasir dari pesisir Bantul dan tanah berpasir dari kawasan pantai di Kulon Progo. Tanah itu selama ini dimanfaatkan petani untuk menanam melon, semangka dan cabai. "Tapi waktu tanam agak lama karena tanah gampang kering," kata dia.

Dalam kondisi biasa tanah itu hanya bertahan basah selama setengah hari setelah disiram air. Jika adonan tanah dicampur abu Gunung Kelud, daya ikat terhadap air jauh lebih lama. "Bisa dua hari, dua malam," kata Gunawan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Karena memiliki daya ikat yang baik pada zat cair, abu Kelud yang lembut juga baik untuk memaksimalkan fungsi pupuk kompos. Pencampuran abu dengan kotoran hewan atau bahan organik yang melapuk bisa menghasilkan pupuk kompos berkualitas lebih baik. "Abu Gunung Kelud di DIY lebih baik diarahkan pemanfaatannya untuk memulihkan kesuburan tanah di sejumlah kawasan kering," kata dia.

Pakar kajian tanah dari Fakultas Pertanian UGM, Azwar Maaz pernah mengatakan material halus abu vulkanik, seperti yang menghujani kawasan DIY pasca letusan Gunung Kelud, sebenarnya bahan cepat saji untuk pembentukan tanah yang subur. Tapi, dia mengingatkan, proses penyatuannya dengan tanah butuh waktu lama apabila tanpa campuran lain. "Bisa cepat menyatu dengan tanah apabila dicampur tanah lama, kompos atau pupuk organik," kata dia.

Tim lain, yang bekerja di Laboratorium Mekanika Tanah UMY, juga tengah mempelajari kemungkinan abu Kelud bisa dicampur dengan semen. Tapi, ada dugaan abu kelud memiliki daya susut kembang yang berbeda dengan semen.

Pencampurannya secara asal-asalan bisa memudahkan bangunan konstruksi retak sebab respon keduanya pada peningkatan dan pengurangan suhu berbeda. Gunawan Budiyanto  mengatakan riset masih dalam tahap menguji daya susut kembang abu kelud. "Kalau hasilnya memang beda jauh, kami cari cara bagaiamana menyeimbangkannya dengan semen," kata dia.

ADDI MAWAHIBUN IDHOM

Iklan




Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.




Video Pilihan


Tim Bimasakti Racing Team UGM Kembangkan Mobil Formula Hybrid

25 Januari 2023

Tim Bimasakti UGM meraih peringkat 1 kategori Business Plan Presentation dan Golden Fifghter Award dari kompetisi mobil balap Formula Student Netherlands (FSN). Foto : UGM
Tim Bimasakti Racing Team UGM Kembangkan Mobil Formula Hybrid

Tim Bimasakti Racing Team Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta dilaporkan telah memulai riset teknologi hybrid untuk mobil formula.


Puluhan Mahasiswa UGM Terima Beasiswa Freeport

5 Oktober 2022

Universitas Gadjah Mada (UGM) di Yogyakarta. (FOTO ANTARA)
Puluhan Mahasiswa UGM Terima Beasiswa Freeport

50 mahasiswa UGM menerima beasiswa untuk satu semester sebesar Rp 5 juta dan 10 mahasiswa asal Papua menerima beasiswa biaya kuliah hingga lulus,


Tongkat Pintar Untuk Lansia dan Tunanetra Karya Mahasiswa UGM

16 September 2022

Mahasiswa UGM mengembangkan inovasi sebuah tongkat pintar multifungsi untuk deteksi kesehatan dan proteksi bagi lansia dan penyandang tunanetra. Foto : UGM
Tongkat Pintar Untuk Lansia dan Tunanetra Karya Mahasiswa UGM

pengembangan tongkat pintar UGM bermula dari keinginan tim menciptakan alat sederhana dengan banyak fungsi untuk memudahkan lansia dan tunanetra.


Pengamat Teknologi Informasi UGM Sebut Aktivitas Bjorka Hacktivism, Apa Itu?

14 September 2022

Bjorka. Istimewa
Pengamat Teknologi Informasi UGM Sebut Aktivitas Bjorka Hacktivism, Apa Itu?

Pakar Teknologi Informasi UGM menilai apa yang dilakukan Bjorka sinyal kritik pemerintah untuk bebenah diri.


Mahasiswa UGM Ciptakan Robot Pendeteksi Kekeroposan Pohon

13 September 2022

Sekelompok mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta mengembangkan prototipe alat pendeteksi kekeroposan pada pohon yang diberi nama G-Ber. Dok.UGM
Mahasiswa UGM Ciptakan Robot Pendeteksi Kekeroposan Pohon

ekelompok mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) mengembangkan prototipe alat pendeteksi kekeroposan pada pohon yang diberi nama G-Ber.


Buka Toko Kelontong Sejak Mahasiswa, Granita Alumnus UGM Raup Omset Rp 380 Juta per Bulan

2 September 2022

Granita Elsara. Dok. UGM
Buka Toko Kelontong Sejak Mahasiswa, Granita Alumnus UGM Raup Omset Rp 380 Juta per Bulan

Simak kisah Granita, alumnus UGM yang membuka toko kelontong hingga omset puluhan juta.


UGM Siap Buka Kelas Internasional Enviromental Geography

2 September 2022

Ilustrasi Universitas Gadjah Mada (UGM). Shutterstock
UGM Siap Buka Kelas Internasional Enviromental Geography

Fakultas Geografi UGM siap membuka membuka kelas internasional untuk program sarjana Enviromental Geography.


Tim Mahasiswa UGM Bikin Cleo, Kartu Edukatif untuk Belajar Kimia

31 Agustus 2022

Ilustrasi cairan kimia. chemicalphilippines.com
Tim Mahasiswa UGM Bikin Cleo, Kartu Edukatif untuk Belajar Kimia

Lima mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) mengembangkan sebuah inovasi permainan edukatif yang diberi nama Chemical Learning with Uno Card (Cleo).


Gandeng Musisi Jerman, UGM Gelar Konser Amal untuk Pasien Kanker

26 Agustus 2022

Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FK-KMK) UGM menggelar konser musik klasik dengan menggandeng musisi dari Jerman yakni Jongky Goei, Zihao Zou dan Francisco Jose Perez Perello. Dok.UGM
Gandeng Musisi Jerman, UGM Gelar Konser Amal untuk Pasien Kanker

UGM menggelar konser musik klasik dengan menggandeng musisi dari Jerman yakni Jongky Goei untuk kegiatan amal bagi pasien kanker.


UGM Wisuda 2.552 Orang, Daftar Mahasiswa Lulus Tercepat dan IPK Tertinggi

25 Agustus 2022

UGM mewisuda sebanyak 2.552 lulusan program diploma, sarjana dan pasca serjana. Foto : UGM
UGM Wisuda 2.552 Orang, Daftar Mahasiswa Lulus Tercepat dan IPK Tertinggi

UGM kembali menggelar prosesi wisuda program Sarjana dan Diploma pada 24-25 Agustus 2022. Berikut daftar lulusan tercepat dan IPK tertinggi.