TEMPO.CO, Bandung - Sekitar 120 aktivis lingkungan dan sukarelawan dari berbagai universitas dan sekolah dasar di Bandung mengumpulkan sampah plastik di kawasan Car Free Day (CFD), Dago, Bandung, Ahad, 23 Februari 2014. Dalam gerakan yang bertema "Plastik Tak Asik: Aksi Riset Plastik" itu para aktivis mengenakan kostum unik sambil membawa kantong sampah dan mengambil sampah plastik yang berserakan di area CFD.
"Kami ingin mendapat data sampah plastik di CFD seluruh Indonesia. Sebab, CFD adalah tempat berkumpulnya orang-orang. Pasti banyak ditemukan sampah," ujar koordinator Earth Hour Bandung, Chrstian Natalie, kepada Tempo di CFD Dago, Bandung, Ahad, 23 Februari 2014.
Aksi yang serempak digelar di 21 kota di Indonesia itu sekaligus bertujuan memperingati Hari Peduli Sampah yang jatuh pada 21 Februari. Peringatan Hari Peduli Sampah dipicu oleh tragedi longsor sampah di TPA Leuwigajah di Cimahi, Jawa Barat pada 21 Februari 2005 lalu. Longsoran gunung sampah tersebut menewaskan lebih dari 150 jiwa yang tinggal di sekitar lokasi pembuangan sampah.
Setelah sampah plastik terkumpul dari setiap CFD di Indonesia, Tian menambahkan, datanya akan diakumulasi dan diberikan kepada pemerintah agar dibuatkan kebijakan konkret. "Data itu diharapkan bisa mendorong pemerintah membuat kebijakan konkret supaya masyarakat dan pedagang mengurangi sampah," kata Tian.
Meskipun peraturan daerah mengenai sampah plastik sudah dibuat, sosialisasi masih kurang. Akibatnya, masyarakat pun belum sepenuhnya sadar bagaimana efek dan dampak sampah plastik. Sampah plastik merupakan jenis sampah yang sulit terurai karena membutuhkan waktu lama dan banyak mengandung zat- zat berbahaya jika digunakan untuk bahan makanan.
"Ada alternatif lain untuk mengurangi penggunaan sampah platik, yaitu membawa tas jinjing berbahan kain dan membawa tumbler atau tempat makan ketika bepergian," kata Tian.
RISANTI | FATHIMAH