TEMPO.CO, Surabaya - Wakil Wali Kota Surabaya Wisnu Sakti Buana memiliki tiga sikap yang berbeda mengenai isu pembangunan jalan tol tengah kota di Surabaya. Pertama, sebagai Wakil Wali Kota Surabaya, dia menyatakan akan mengikuti sikap Wali Kota Tri Rismaharini.
“Sepanjang Wali Kota menolak, saya juga menolak. Saya support Wali Kota apa pun keputusannya,” kata Wisnu kepada Tempo pekan lalu. “Saya mendukung Risma. Kalau (Risma) nolak, ya saya nolak.”
Kedua, sebagai Ketua Dewan Pimpinan Cabang PDIP Surabaya, Wisnu menyatakan partainya tidak mengambil sikap ihwal tol tengah kota. Partai, kata dia, tidak ikut “bermain” dalam proyek triliunan rupiah itu. “Mungkin partai lain ikut, tapi saya tidak tahu,” katanya.
Lalu ketiga, sebagai pribadi, Wisnu menilai tol tengah kota merupakan suatu kebutuhan bagi Kota Surabaya. Sebagai kota perdagangan, menurut Wisnu, Surabaya membutuhkan infrastruktur yang menghubungkan pusat kota dengan Pelabuhan Tanjung Perak. “Secara pribadi, saya bilang itu kebutuhan. Perbedaan itu modal, jangan dianggap sebagai friksi dan halangan,” ujarnya.
Sebelumnya, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini menyatakan menolak proyek tol tengah kota. Proyek yang sudah dirancang sejak 2006 itu tak kunjung direalisasikan karena penolakan Risma.
Pemerintah Kota Surabaya memiliki Peraturan Daerah tentang Rencata Tata Ruang Wilayah 2012 yang tidak memasukkan pembangunan tol tengah kota. Namun, hingga sekarang, peraturan itu belum disahkan pemerintah pusat yang ngotot menginginkan pembangunan tol tengah kota.
AGUSSUP | ENDRI KURNIAWATI | DEWI SUCI