Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Pos Marinir Meuraksa Itu Sudah Tak Berbekas

image-gnews
Iklan
TEMPO Interaktif, Jakarta:Desa pesisir Meuraksa itu tidak ada lagi kehidupan, ratusan rumah plus satu pos marinir disapu ombak pasang tsunami, Minggu (26/12) pekan lalu. Ruas jalan masih dipenuhi sampah dan reruntuhan, daun daun pepohonan tampak menguning. Meuraksa, Kecamatan Blang Mangat, Kota lhokseumawe adalah gabungan beberapa desa yang tergabung dalam kemukiman (struktur di bawah kecamatan) dipimpin oleh seorang kepala mukim. meliputi desa Kuala Jambo Timu, Jambo Masjid,Blang Cut,Desa Balao Desa Blang Teu. Warga desa itu berpofesi sebagai nelayan, di desa ini masih berdiri tegak sebuah mesjid. Tsunami datang hanya menyapu bagian pagar mesjid saja, sementara rumah di sekeliling habis rata dibawa arus ombak. Desa Jamboe Timue, memang mengarah ke timur, jalan 3 meter masih tersisa bekas aspal goreng, bisa menembus kecamatan tatangga Syamtalira Bayu masuk dalam wilayah Aceh Utara. Namun jalan lintas tersebut terputus akibat satu jembatan di areal pertambakan ujung timur rusak hanya tinggal satu penyangga. Satu boat nelayan berukuran besar terparkir tepat, di ujung jembatan. Sekitar 300 meter sebelum jembatan, dulunya dua buah pos marinir berdiri tegak di sebelah kiri jalan membelakangi laut dan sebelah kanan jalan berdampingan dengan tambak.Kini, Kamis (6/1) kemarin, pemandangan dua belas hari yang lalu, tidak nampak lagi disana, yang tersisa hanya batang kelapa di kebun–kebun warga. Dua warga setempat yang ditemui TEMPO ketika sedang membersihkan areal tambak disekitar itu mengatakan, semua sudah bersih, dulunya rumah berjejer di pinggiran pantai tersebut, tapi sekarang sudah kosong dan hampa disapu tsunami kemarin, termasuk Pos marinir itu. Tunjuknya ke arah pos yang masih terlihat beberapa goni bercat hijau berisikan tanah yang dijadikan benteng pasukan angkatan laut itu.Pos marinir itu persis terletak di pingir pantai, dengan taksiran jarak hanya berselang, 300 meter, di belakang pos itu dulunya daratan, dan dipenuhi pepohonan pinggiran pantai termasuk bambu, kini tidak ada lagi.Pecahan ombak sudah begitu jelas terlihat, beberapa bagian daratan juga sudah dikikis air laut dan menjadikan muara, bagian lainnya sudah membentuk pulau kecil. Di sepanjang desa itu tidak terlihat keramaian, hanya satu dua orang terlihat sedang menyisir puing-puing rumah mereka yang hancur, anak –anak pun kembali melihat letak rumahnya, seiring merngumpulkan barang bekas untuk dijualnya ke pengumpul barang bekas. Arfan (50) tahun warga Jamboe Mesjid berada diantara reruntuhan rumahnya, dia sedang membersihkan selembar terpal plastik, dia berdiri dan memandang ke sudut kiri dan kanan semuanya sudah rata. Saat Tempo menyapanya, mengatakan bahwa ia kembali dari kamp pengungsi sebentar untuk melihat rumahnya walau hanya meninggalkan bekas sambilan mencari plastik tenda yang akan dijadikan alas tidur di pengungsian RSU Bukit Rata Lhokseumawe. Kawasan desa itu juga ada yang disebut dengan kuala Meuraksa, disana juga ditempati satu pos marinir, pada saat kejasdian itu, pasukan marinir lari menyelamatkan diri ke meunasah setempat, karena hantaman air yang tidak begitu keras di sektor barat membuat pos tersebut masih tersisa dan kini sudah mulai dibersihkan dan dibangun kembali. Namun, warga tidak mengetahui, bagaimana pasukan marinir di Pos Jamboe Timu menghadapi ombak pasang Tsunami yang ganas itu posisinya tepat digerbang laut, begitu juga seperti pos marinir di pesisir pantai Krueng Mane. Senin sehari setelah tsunami, media center TNI di Lhokseumawe merilis, tiga orang pasukan marnir dari yonif 2 dan 3 tewas, masing masing Serka Mar Condro Pramono (yon 3 Mar), Praka Mar Dede Hasan Basri (Yon 2) Prada mar Warman dari Yon 2. Praka mar Krisdianto Arief (Yon 2) ditemukan dalam keadaan meninggal di SD Seumatang Aceh Utara. Tiga lainnya belum ditemukan, masing –masing Kopda Mar Purwoko (Yon 3) Kopda Mar Wawan(Yon 3) Prada Mar Purbo Cahyono (Yon 3 Mar) dan sejumlah lainnya luka-luka. Tiga unit mobil satgas muara rusak berat, satu mobil Auverland, satu unit BTR 80, satu unit CJ-7, 47 pucuk senjata juga dilaporkan hilang, masing –masing 29 pucuk ss1,3 pucuk RPG,4 Pucuk RPD,1 pucuk GLM,5 pucuk pistol Sig Sauer,2 pucuk minimi,1 pucuk SMR K-3,2 Pucuk pistol sign. Komandan Batalyon yon mar 7 marinir Kolonel Bambang Sus tak mengakui data tersebut. "Pasukan kami tidak ada kata musibah dalam musibah ini, begitu juga dengan peralatan militer lainnya,"katanya.Namun pos marinir yang berada di pesisir pantai Meuraksa hampir tdak meninggalkan bekas, tapi warga tidak mengetahui mereka menyelamatkan diri kemana waktu pasang Tsunami menyambar tajam di pinggiran pantai yang hampa dan agak jauh dari rumah penduduk. Imran MA
Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Gempa Mengguncang Kuat Seram Sampai Papua, Ini Penjelasan BMKG

1 hari lalu

Peta pusat gempa M6,0--diperbarui dari info awal M6,1--yang mengguncang Seram Bagian Utara, Maluku, dan sebagian Papua pada Senin dinihari, 6 Mei 2024. BMKG
Gempa Mengguncang Kuat Seram Sampai Papua, Ini Penjelasan BMKG

Gempa M6,0 yang mengguncang Seram Bagian Utara, Maluku, pada Senin dinihari masih memiliki rangkaian gempa susulan hingga pagi


Cara BMKG Memantau Bahaya Tsunami Gunung Ruang yang Masih Berstatus Awas

6 hari lalu

Foto handout yang disediakan oleh Badan Pencarian dan Pertolongan Nasional (BASARNAS) menunjukkan asap dan abu erupsi Gunung Ruang dilihat dari desa Tagulandang, Sulawesi Utara, Indonesia, 19 April 2024. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi ( PVMBG) Kementerian ESDM melaporkan Gunung Ruang di Kabupaten Kepulauan Sitaro, Sulawesi Utara, meletus pada 16 April malam. Akibat letusan Gunung Ruang, 272 KK atau sekitar 828 jiwa dievakuasi. EPA-EFE/BASARNAS
Cara BMKG Memantau Bahaya Tsunami Gunung Ruang yang Masih Berstatus Awas

BMKG mengawasi kondisi muka air di sekitar pulau Gunung Ruang secara ketat. Antisipasi jika muncul tsunami akibat luruhan erups.


Badan Geologi Peringatkan Potensi Lontaran Batuan Pijar dan Tsunami Akibat Letusan Gunung Ruang

7 hari lalu

Foto handout yang disediakan oleh Badan Pencarian dan Pertolongan Nasional (BASARNAS) menunjukkan asap dan abu erupsi Gunung Ruang dilihat dari desa Tagulandang, Sulawesi Utara, Indonesia, 19 April 2024. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi ( PVMBG) Kementerian ESDM melaporkan Gunung Ruang di Kabupaten Kepulauan Sitaro, Sulawesi Utara, meletus pada 16 April malam. Akibat letusan Gunung Ruang, 272 KK atau sekitar 828 jiwa dievakuasi. EPA-EFE/BASARNAS
Badan Geologi Peringatkan Potensi Lontaran Batuan Pijar dan Tsunami Akibat Letusan Gunung Ruang

Badan Geologi menaikkan status Gunung Ruang menjadi Awas dan memperingatkan potensi lontaran batuan pijar dan tsunami.


BMKG Minta Warga Waspada 5 Potensi Bencana Susulan Akibat Gempa Bumi

7 hari lalu

Rumah yang rusak akibat Gempa Garut. Dok. Humas BNPB
BMKG Minta Warga Waspada 5 Potensi Bencana Susulan Akibat Gempa Bumi

Gempa bumi seperti yang terjadi di Garut, menurut BMKG sering disusul dengan bencana lainnya seperti tanah longsor, pohon tumbang, bahkan tsunami.


Aktivitas Meningkat Lagi, Gunung Ruang Kembali Berstatus Awas per Hari Ini

7 hari lalu

Foto handout yang disediakan oleh Badan Pencarian dan Pertolongan Nasional (BASARNAS) menunjukkan asap dan abu erupsi Gunung Ruang dilihat dari desa Tagulandang, Sulawesi Utara, Indonesia, 19 April 2024. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi ( PVMBG) Kementerian ESDM melaporkan Gunung Ruang di Kabupaten Kepulauan Sitaro, Sulawesi Utara, meletus pada 16 April malam. Akibat letusan Gunung Ruang, 272 KK atau sekitar 828 jiwa dievakuasi. EPA-EFE/BASARNAS
Aktivitas Meningkat Lagi, Gunung Ruang Kembali Berstatus Awas per Hari Ini

Dengan naiknya status aktivitas Gunung Ruang tersebut, daerah bahaya kembali diperlebar menjadi radius 6 kilometer. Termasuk waspada potensi tsunami


Gempa Mengguncang dari Laut Selatan, Wisatawan Ramai Tinggalkan Pantai Pangandaran

9 hari lalu

Sunset di Pantai Pangandaran, Jawa Barat, 5 Mei 2022. TEMPO/Yosep Suprayogi
Gempa Mengguncang dari Laut Selatan, Wisatawan Ramai Tinggalkan Pantai Pangandaran

Dinas Pariwisata Kabupaten Pangandaran membantah banyak wisatawan pulang mendadak dan sebabkan kemacetan pasca-guncangan gempa pada dinihari tadi.


Gempa 6,5 Magnitudo di Laut Selatan Jawa Barat, Guncangan Terasa Hingga Depok

9 hari lalu

Ilustrasi gempa. shutterstock.com
Gempa 6,5 Magnitudo di Laut Selatan Jawa Barat, Guncangan Terasa Hingga Depok

Warga Depok merasakan guncangan gempa 6,5 magnitudo yang terjadi pada Sabtu malam. Titik gempa di laut selatan Jawa Barat.


Gempa yang Mengguncang Kencang Garut hingga Jakarta, Ini Data dan Penjelasan BMKG

9 hari lalu

Seismograf gempa bumi. ANTARA/Shutterstock/pri
Gempa yang Mengguncang Kencang Garut hingga Jakarta, Ini Data dan Penjelasan BMKG

BMKG memperbarui informasi gempa yang mengguncang kuat dari laut selatan Pulau Jawa pada Kamis menjelang tengah malam, 27 April 2024.


Gempa Magnitudo 4,7 Guncang Boalemo Gorontalo, Tidak Berpotensi Tsunami

10 hari lalu

Pusat gempa bumi dengan magnitudo 4,7 terjadi di Kabupaten Boalemo, Gorontalo, Sabtu, 27 April 2024. ANTARA/HO-BMKG.
Gempa Magnitudo 4,7 Guncang Boalemo Gorontalo, Tidak Berpotensi Tsunami

Gempa tersebut dirasakan di Kabupaten Boalemo, Kabupaten Gorontalo, Kabupaten Bone Bolango, Kota Gorontalo hingga Kabupaten Pohuwato.


Gempa Getarkan Pacitan dan Banyak Wilayah Lain di Indonesia Sepanjang Hari Ini

14 hari lalu

Peta Gempa Pacitan, 22 April 2024. X.COM/BMKG
Gempa Getarkan Pacitan dan Banyak Wilayah Lain di Indonesia Sepanjang Hari Ini

Kebanyakan gempa memiliki Intensitas guncangan pada skala III MMI. Ada juga yang IV MMI. Simak data selengkapnya dari BMKG.