Kondisi Pulau Danarote, menurut Teddy, cukup kondusif karena dapat memenuhi kebutuhan dasar para prajurit, seperti air bersih. Di pulau ini, para prajurit sudah memiliki barak sebagai tempat tinggal. Selain itu, kebutuhan harian dapat terpenuhi karena jarak dengan permukiman masyarakat di Pulau Rote relatif terjangkau.
Kondisi sulit terjadi di Pulau Batek. Selain tak berpenghuni dan tak ada air bersih, pulau ini memiliki kontur daratan yang menjulang hingga 300 meter. Para prajurit yang berjaga harus berjalan mendaki untuk bisa masuk ke pulau tersebut.
Pulau ini juga jauh dari masyarakat dan pasar. Para prajurit harus menempuh perjalanan darat selama sembilan jam untuk mencapai pelabuhan oukusi di Pulau Oseli. Setelah itu harus menempuh perjalanan laut menggunakan perahu karet selama satu jam dengan kecepatan tinggi.
"Biasanya tiap bulan ada prajurit yang ke pasar membawa banyak jeriken untuk air ke Pulau Batek, ini sangat mahal," kata Teddy.
Meski menampik mengeluhkan kondisi, Teddy menyatakan, harga kebutuhan di wilayah perbatasan sangat tinggi. Uang lauk-pauk dan operasional tiap bulan dinilai kurang relevan untuk kebutuhan dan transportasi di pulau terdepan. "Kalau cukup, ya, pasti dicukup-cukupkan saja."
FRANSISCO ROSARIANS