TEMPO.CO, Makassar - Industri otomotif tetap optimistis mampu meningkatkan kinerjanya. Meskipun pelambatan ekonomi akan diprediksi terjadi tahun 2014. "Banyak hal yang akan berpengaruh di 2014. Termasuk pelaksanaan pemilihan presiden dan legislatif. Oleh karena itu, target kami tidak muluk-muluk," kata Kepala Pemasaran PT Kalla Toyota, Aswan Amiruddin, Kamis, 21 November 2013, sore.
Menurut Aswan, pihaknya menargetkan pertumbuhan penjualan Toyota berkisar antara 15 sampai 20 persen saja. Angka ini terbilang kecil jika dibanding pertumbuhan tahun-tahun sebelumnya. Menyiasati hal ini, Aswan mengatakan, Toyota terus meningkatkan kinerja purnajual. Saat ini, Toyota memiliki 23 cabang layanan purnajual.
"Selain itu, kami juga memperkuat jaringan outlet di Kendari, Palu, serta memperbesar pembangunan pusat logistik di Pare-Pare yang berkapasitas 1.000 unit," ujar dia.
Manajer Pemasaran Kalla Toyota, Nursalam Dalle, mengimbuhkan bahwa sampai Oktober, Toyota berhasil membukukan penjualan 19.186 unit atau meningkat 16,4 persen dibanding periode sama dibandingkan tahun sebelumnya yang sebanyak 16.500 unit.
Penjualan masih didominasi Avanza (56,8 persen), Rush (10,2 persen), dan Innova (8 persen). Sepanjang Januari hingga Oktober, angka penjualan tertinggi Toyota terjadi pada bulan September, yakni 2.387, Mei 2,348 unit, dan Juli 2.308 unit.
"Di bulan Oktober memang sempat terjadi kenaikan harga mobil Toyota antara Rp 3 juta hingga Rp 5 juta," kata dia. Menurut dia, kalau pun pada Oktober angka penjualan terkoreksi, itu karena pelanggan butuh penyesuaian saja.
Nursalam yakin, di akhir tahun angka penjualan mobil akan melampaui angka penjualan bulan-bulan sebelumnya sehingga target awal penjualan hingga 25.000 unit dapat tercapai.
DIDIT HARIYADI
Terpopuler