TEMPO.CO, Sidoarjo - Setelah gagalnya “evakuasi” pengungsi Syiah ke Asrama Haji Sukolilo, Surabaya, nasib para pengungsi Syiah Sampang di pengungsian rumah susun Pasar Puspa Agro, Jemundo, Sidoarjo, terisolasi dari dunia luar. Para pengungsi dilarang berbincang dengan pihak luar, termasuk awak media massa.
Pantauan Tempo, aparat TNI, Satpol PP, dan satpam nimbrung di pos penjagaan utama. Namun, Tempo berhasil nyelonong masuk ke rusun pengungsi Syiah lewat pintu penjagaan. Para ibu dan remaja putri pengungsi Syiah hanya duduk-duduk lesehan sambil berbincang. Sebagian pengungsi memasak di dapur umum.
Salah seorang wanita pengungsi Syiah mengatakan, setiap hari, aktivitas pengungsi di rusun hanya duduk-duduk dan memasak. Bagi pengungsi yang buta huruf, ada kelas khusus. Dari 212 jiwa pengungsi Syiah, sekitar 50 jiwa buta huruf. "Sekarang yang buta huruf sudah bisa baca-tulis. Setiap hari, ya, begini aktivitasnya," kata dia, yang enggan disebutkan namanya, kepada Tempo, Kamis, 14 November 2013.
Budi daya sawi di belakang rusun juga tidak menunjukkan perkembangan positif. Belum ada yang tertarik membeli hasil budi daya sawi pengungsi Syiah. Mereka hanya berharap pemerintah segera membawa pulang para pengungsi ke kampung halaman di Kabupaten Sampang.
Romli, seorang pengungsi Syiah, mengatakan Pemerintah Provinsi Jawa Timur sudah sepakat membangun rumah baru di desa asal para pengungsi. Kesepakatan ini diteken sekitar awal November 2013 atau sebelum isu relokasi 19 KK mencuat.
Romli mengatakan dirinya dan warga lain menolak dipaksa meneken surat relokasi ke Asrama Haji Sukolilo. Romli menegaskan, tidak ada perpecahan internal pada 69 KK pengungsi Syiah. "Saya menolak, saya hanya ingin pulang ke tempat asal," kata dia kepada Tempo.
Tak lama berbincang, seorang wanita pengungsi Syiah mengabarkan kepada Tempo untuk segera meninggalkan tempat pengungsian. Alasannya, seorang satpam mengetahui kehadiran Tempo. Bila Tempo tidak segera pergi, ia cemas terjadi insiden kekerasan fisik. "Mas, segera pergi sekarang. Satpam tahu kehadiran Anda, cepat pergi saja," kata dia kepada Tempo.
Kepada Tempo, satpam melarang kehadiran media massa di area pengungsian Syiah. "Sudah perintah atasan, tidak boleh ada media meliput," kata satpam itu.
DIANANTA P. SUMEDI