TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa Muhaimin Iskandar mengakui popularitas Rhoma Irama sebagai calon presiden masih di bawah Mahfud Md. "Ending-nya kayak apa, ya, keringetan dululah. Siapa yang berkeringat akan kami dorong dan dukung menjadi pimpinan," kata Muhaimin saat berpidato dalam pembekalan calon anggota legislatif dari PKB di Hotel Riez Palace, Tegal, Senin malam, 4 November 2013.
Dalam acara yang berakhir pada pukul 23.30 itu, Muhaimin banyak mengunggulkan Mahfud Md. Skandal suap bekas ketua Mahkamah Konstitusi Akil Mochtar menjadi senjata untuk mendongkrak elektabilitas Mahfud yang menjabat sebelum Akil.
Muhaimin mengatakan, Mahfud adalah figur partai politik yang sukses mengelola lembaga negara. Pernyataan itu seolah menanggapi Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2013. Perpu itu melarang politikus menjadi calon hakim konstitusi sebelum tujuh tahun menanggalkan keanggotaan partai.
Di sisi lain, Muhaimin juga memuji Raja Dangdut, Rhoma Irama, meski awalnya sempat mengundang tawa seratusan kader PKB dari Kabupaten Brebes, Tegal, dan Kota Tegal. Menurut Muhaimin, Rhoma adalah figur yang akan membesarkan PKB di Provinsi Aceh. (Baca berita-berita tentang Rhoma Irama di sini)
"Yang mempertemukan PKB dan Aceh itu dua: Islam dan dangdut," ujar Muhaimin. Menurut dia, Nadlatul Ulama di Aceh selama ini di antara hidup dan mati. "Apalagi Ketua NU pegawai negeri yang agak malas-malasan. Rapat hanya sekali-sekali," kata dia.
Muhaimin mengaku baru mendapat solusi untuk mendekati Aceh setelah bertemu dengan Rhoma Irama. Selain di Aceh, Rhoma juga digadang dapat membesarkan PKB di Jawa Barat. "Cuma ngedarin selebaran Rhoma akan datang jam sekian, semua orang datang," kata Muhaimin.
DINDA LEO LISTY
Berita lain:
Jakarta Macet, SBY Lempar Tanggung Jawab ke Jokowi
Istri Tahu Akil Transfer Duit ke Penyanyi Dangdut
Terbukti Terima Suap, Fathanah Minta Gaji Negara
SBY Protes Dituding sebagai Penyebab Kemacetan
Sutan: Belajar Kepribadian, SBY Menang Pemilu