TEMPO.CO, Jakarta - Wali Kota Tangerang Selatan, Airin Rachmi Diany, tidak menempati apartemen jatah peserta program kelas eksekutif untuk bupati dan wali kota di Harvard Kennedy School of Government, Boston, Amerika Serikat. Menurut anggota rombongan, ia menyewa kamar di DoubleTree Suites by Hotel Boston, Cambridge.
Peserta pelatihan tahun ini, yang terdiri dari 12 bupati dan 8 wali kota, sebenarnya memperoleh jatah tempat tinggal di Soldiers Field Park, apartemen yang berjarak 15 menit jalan kaki menuju kampus Harvard. Satu unit apartemen, terdiri dari dua kamar dengan satu kamar mandi dan satu dapur, ditempati dua peserta. Airin berada satu unit dengan Bupati Sambas, Kalimantan Tengah, Juliarti Djuhardi--dua peserta perempuan dari 20 peserta.
Selama pelatihan, Airin mengajak ajudan perempuannya. Sehingga adik ipar Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah ini perlu menyewa hotel sendiri. Anggota rombongan lain tidak memastikan, apakah Airin selalu tinggal di hotel atau apartemen. "Kami tinggal berbeda apartemen," ujarnya. Ia menyatakan, tidak ada peserta lain membawa ajudan.
Dua puluh kepala daerah itu belajar mengelola pemerintahan bersih di Harvard. Menurut Direktur Jenderal Otonomi Daerah Djohermansyah Djohan, pengiriman bupati dan wali kota ke Harvard telah berjalan dua tahun terakhir. Pesertanya adalah kepala daerah yang baru terpilih dan dianggap terbaik dalam pendidikan dan latihan yang digelar Kementerian di Jakarta. Airin masuk kategori ini.
Kementerian Dalam Negeri membuat kursus satu bulan itu karena pemilihan langsung menghasilkan kepala-kepala daerah yang berasal dari beragam latar belakang. Tak semuanya paham soal pengelolaan keuangan daerah dan birokrasi. “Pengajarnya macam-macam, termasuk dari KPK untuk mengajari mereka tak korupsi,” kata Djohermansyah. Biaya pelatihan ditanggung sepenuhnya oleh Rajawali Grup, perusahaan milik Peter F. Sondakh, yang menjalin kerja sama dengan Harvard.
Baca juga:
Menurut Vicky Lumentut, Wali Kota Manado, Sulawesi Utara, yang menjadi ketua rombongan, biaya dinas setiap peserta ditalangi oleh pemerintah daerah masing-masing. Djohermansyah mengatakan tak ada larangan kepala daerah membawa ajudan ke Harvard. “Mungkin karena urusan kantor tak berhenti sehingga perlu membawa ajudan,” kata dia.
BS, Bagja
Topik terhangat:
Gatot Tersangka | Suap Akil Mochtar | Foto Bunda Putri | Dinasti Banten
Berita terkait:
Ditanya Soal Brankas, Airin : Main ke Tangsel, Ya!
Imigrasi Akui Nama Atut Tanpa Ratu di Paspor
Atut Tak Gunakan Gelar Ratu di Paspor
Airin Jenguk Suaminya Saat Jam Kerja
Airin Mahasiswa Rajin di Harvard
Empat Sumber Dana Kursus Bupati di Harvard
Berita lainnya:
Perbedaan Cina dan China Versi Remy Sylado
Banyak Kebakaran, Jokowi: Memang yang Bakar Saya?
Ical Anggap Dinasti Atut Baik dan Untungkan Partai
Ketika Ariel-Luna Maya 'Dipertemukan' di Panggung
Hendak Laporkan Korupsi Lebak, Aktivis Dirampok