TEMPO.CO, Semarang - Dikeluarkannya Wahyu Dwi Pranata dari Universitas Dian Nuswantoro (Udinus) Semarang karena menulis di blog masih menyisakan persoalan. Hari ini puluhan mahasiswa dari berbagai lembaga pers kampus menggelar unjuk rasa mengecam tindakan Rektorat Udinus karena dianggap memaksa mahasiswanya keluar dari kampus.
"Tindakan memaksa mahasiswa mengundurkan diri dari kampus sangat tidak tepat," kata Devy Firman Al Hakim, Sekretaris Jenderal Perhimpunan Pers Mahasiswa Indonesia (PPMI), di sela aksi di Bundaran Jalan Pahlawan Semarang, Rabu, 25 September 2013. Para aktivis pers kampus akan mendatangi Kantor Gubernur Provinsi Jawa Tengah.
Devy menyatakan kasus pemaksaan Wahyu agar keluar dari kampus tidak sesuai dengan tanggung-jawab dari institusi pendidikan yang seharusnya mendidik. Harusnya, kata dia, Udinus bisa memberi pencerahan pada anak didiknya perihal bagaimana tata-cara jika terjadi sengketa pers dengan mengadakan hak jawab dan klarifikasi jika tulisan tersebut tidak sesuai atau salah.
Dalam unjuk rasa solidaritas ini, peserta unjuk rasa juga membentangkan poster berisi berbagai kritikan. Peserta demo juga menutup mulutnya dengan lakban.
Sebelumnya, Wahyu Dwi Pranata, seorang mahasiswa Udinus dipaksa keluar pihak rektorat gara-gara menulis sejumlah tulisan soal kampusnya. Pada 23 Desember 2012 lalu, ia membuat tulisan berjudul "Banner Udinus Tipu Mahasiswa" di blog miliknya. Di tulisannya ini, Wahyu mengkritisi mahalnya biaya kuliah di kampusnya. Selain menulis di blog, Wahyu juga melakukan protes dengan membaca puisi di acara inagurasi mahasiswa baru pada 5 September 2013.
Atas tindakannya itu, pihak Udinus memanggil orang tua Wahyu dan meminta mahasiswa ini untuk mengundurkan diri dari Udinus.
ROFFIUDIN
Berita Terpopuler:
Pengakuan Perwira Polisi Penerima Dana Labora
Ruhut Gagal Dilantik sebagai Ketua Komisi Hukum
Serangan pada Ruhut, dari Badut Sampai Kumpul Kebo
Ngebut, Mahasiswa Pengemudi Porsche Kena Tilang
Tak Ada 'Damai' Bagi Mahasiswa Pengemudi Porsche