TEMPO.CO, Jakarta - Badan Nasional Penanggulangan Terorisme menduga serangkaian aksi penembakan polisi dua bulan terakhir ini didalangi kelompok Abu Omar. Modus operandi teror dengan sepeda motor dan proyektil peluru yang sama jadi alasan polisi melontarkan tuduhan tersebut. Ini ditegaskan Kepala BNPT Ansyaad Mbai dalam wawancara khusus dengan majalah Tempo akhir Agustus 2013 lalu.
Abu Omar sendiri kini mendekam di penjara Cipinang. Dia dihukum 10 tahun. Namun, sebelum dibui, Omar rupanya berhasil mengkader generasi baru penebar teror.
Salah satunya adalah Sofyan alias Acong. Sebelum membentuk sel sendiri di sekitar Depok dan Cileungsi, Sofyan memimpin sel Abu Omar di Cengkareng, Jakarta Barat. Dikenal sebagai pentolan bom Beji, Sofyan ditangkap pada Oktober 2012.
Tujuh anggota selnya turut ditahan. Juga ada lima anggota lain sel ini yang ditembak polisi antiteror. Dua orang di antaranya ditembak di Pondok Aren dalam baku tembak pada 30 Maret 2012. Beberapa anggota grup ini, kata sumber tersebut, pernah mendapat pelatihan pembuatan bom dari pentolan Al-Qaidah Indonesia, Badri Hartono, di Solo.
Anak buah kepercayaan lain dari Abu Omar adalah Qodrat alias Polo. Menurut sumber yang sama, Polo sempat dipercaya Abu Omar memegang sel di Ciledug, Tangerang Selatan. Namun, ketika ia mencoba berusaha mengambil alih kepemimpinan Abu Omar di wilayah Jakarta pada pertengahan 2012, Jamil dan Abu Roban menolaknya.
Bersama sisa-sisa kelompok Sofyan, Qodrat kemudian terlibat perampokan toko emas Terus Jaya di Tambora, Jakarta Barat, pada 10 Maret 2013. Dia ditembak beberapa hari kemudian saat berusaha kabur dari kepungan polisi.
Orang kepercayaan Omar yang ketiga adalah Abu Roban alias Untung Hidayat. Dia mengangkat diri sebagai pemimpin Mujahidin Indonesia Barat pada Desember 2012 di dekat Gunung Kamojang, Garut, Jawa Barat. Mengusung konsep pendirian negara Islam di Indonesia, Roban mengembangkan kelompok tertutup (tandzim sirri). Sesama anggota kelompok ini tidak saling mengenal, tapi mereka memiliki cita-cita yang sama.
Badan antiteror menyebutkan kelompok Abu Roban juga sebagai orang di balik aksi penggasakan beberapa bank, toko telepon seluler, serta toko bahan bangunan di Jakarta, Tangerang Selatan, Tangerang, Lampung, Jawa Barat, dan Jawa Tengah.
Roban juga akrab dengan dunia maya.
Roban, misalnya, memanfaatkan Internet untuk merekrut anggota, termasuk di antaranya beberapa anggota Jamaah Anshorut Tauhid dari Jawa Barat dan Jawa Tengah. Salah satunya William Maksum, yang menjadi koordinator penghubung dengan kelompok Santoso, pemimpin Mujahidin Indonesia Timur di Poso, Sulawesi Tengah, dan Autad Rawa di Sulawesi Selatan.
Roban salah satu target Detasemen Khusus 88 Antiteror. Dia tewas ditembak di Batang, Jawa Tengah, 8 Mei 2013 lalu.
ARYANI KRISTANTI
Berita Terpopuler:
Harisson Ford Naik Meja Menteri untuk Betulkan AC
Cerita Pacar Dul Sebelum Kecelakaan
Beredar Lagi, Video Vicky Eks Zaskia Gotik Pidato
Istana Akan Ajukan Deportasi Harrison Ford
Di Twitter, Ahmad Dhani Blacklist TVOne Soal Dul
Menhut Bantah Aksi Naik Meja Harrison Ford