TEMPO.CO, Kendal - Kepolisian dituntut mengusut tuntas kerusuhan yang dilakukan Front Pembela Islam di Sukorejo, Kendal, Jawa Tengah. "Siapa dalang kerusuhannya, harus ditangkap," kata Ellen Kurnialis, tokoh pemuda Sukorejo yang juga wakil ketua Gerakan Pemuda Ansor Nahdlatul Ulama Kendal, Jumat, 19 Juli 2013.
Polisi, lanjutnya, jangan menganggap masalah kerusuhan tersebut sebagaimana aksi premanisme biasa. Jangan hanya pelaku kecil yang kedapatan membawa senjata tajam. "Siapa yang mendisain, harus diadili".
Ellen menduga kuat, kerusuhan di Sukorejo direncanakan jauh-jauh hari. Alasannya, pelaku tahu persis lokasi yang dirazia sampai di pelosok kampung.
Dalam pantauan Tempo, beberapa warung penjual Togel yang dirazia terletak di sudut kampung yang tak tampak dari keramaian. Begitu juga lokalisasi Alaska terletak di tengah perkebunan hutan karet yang jauh dari jalan raya.
Kepolisian Resor Kendal telah menetapkan tiga anggota Front Pembela Islam sebagai tersangka kerusuhan FPI dan warga Sukorejo, Kendal. Ketiga tersangka tersebut adalah Satrio Yuono, 22 tahun, warga Parakan, Temanggung. Bayu Agung Wicaksono, 22 tahun, warga Parakan, Temanggung. Keduanya menjadi tersangka karena membawa senjata tajam berupa parang saat konvoi.
Tersangka yang lain adalah Boni Haryono, 38 tahub, warga Pucangrejo, Muntilan, Kabupaten Magelang. Boni adalah supir kendaraan yang menabrak warga hingga tewas.
Kepala Kepolisian Resor Kendal Ajun Komisaris Besar Polisi Asep Jenal Ahmadi menyatakan, pihaknya masih mempelajari keterlibatan dalang kerusuhan. "Mungkin ada tersangka lain" ujarnya. "Kami kembangkan dari penyidikan tiga tersangka".
Asep menambahkan, aksi penyerangan yang dilakukan warga kepada FPI, adalah respon atas meninggalnya warga yang ditabrak lari oleh FPI.
SOHIRIN
Berita Terpopuler:
Bentrok dengan Warga, FPI Dikepung di Masjid
FPI Berlagak Jagoan, Warga Melawan
Begini Kronologi Bentrok FPI di Kendal
7 Bisnis Spektakuler Incaran Yusuf Mansur
Yusuf Mansur Minta Maaf Langgar Aturan