TEMPO.CO, Makassar - Sekitar tiga ratus mahasiswa Universitas Islam Negeri Makassar, menggelar demonstrasi di depan kampus, Jalan Sultan Alauddin. Mereka menuntut pemerintah membatalkan rencana kenaikan harga BBM. Unjuk rasa digelar dengan menutup penuh dua ruas jalan raya. Akibatnya, arus lalu lintas di sekitar pertigaan Jalan Sultan Alauddin-AP Pettarani lumpuh. Arus kendaraan pun dialihkan ke sisi lain, menjauh dari arah kampus.
Sebelumnya, mahasiswa sempat menyambangi pom bensin yang terletak sekitar 200 meter dari kampus. Di sana mereka melemparkan batu ke arah polisi. Serangan selama 10 menit itu tidak diacuhkan polisi. Hingga mahasiswa pulang lagi ke kampus, sambil merusak sejumlah rambu lalu lintas, termasuk lampu lalu lintas. Hingga pukul 18.00, mereka tetap berkumpul di depan kampus. "Sejauh ini kondisi masih terkendali," kata Kepala Polsekta Rappocini, Komisaris Haidir Said, Senin, 17 Juni 2013.
Selain UIN Makassar, mahasiswa Universitas Muhammadiyah juga menutup Jalan Sultan Alauddin. Tak jauh dari perbatasan Makassar-Gowa, mereka memblokade jalan dengan dua truk. Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Sulawesi Selatan pun tidak luput dari serbuan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi se-Makassar. Domonstrasi yang tergelar sejak pukul 10.30 bertujuan untuk bertemu dengan anggota Tim Penerima Aspirasi Dewan. Namun hingga pukul 14.00, keinginan mereka tak juga terwujud. Sebab tidak ada anggota tim yang berkantor di awal pekan ini.
Dalam unjuk rasa itu, puluhan mahasiswa berorasi bergantian. Seperti Nurhadi, mahasiswa Universitas Muslim Indonesia. "Menaikkan harga BBM, berarti pemerintah ingin menyengsarakan rakyat," kata dia. Selain orasi, mahasiswa sempat membakar ban di halaman kantor dewan dan bersitegang dengan polisi.
Menghadapi demonstrasi penolakan rencana kenaikan BBM, Kepala Kepolisian Daerah Sulawesi Selatan-Barat, Inspektur Jenderal Burhanuddin Andi, memberlakukan pendekatan persuasif. Alasannya, ia tidak ingin terjadi bentrokan antara demonstran dengan polisi dan TNI. "Adik-adik mahasiswa dan LSM perlu menjadi perhatian," kata Burhanuddin kala memimpin Gelar Pasukan di Lapangan Karebosi. "Jangan salah langkah dalam mendampingi mereka."
Dalam gelar pasukan itu, Polda Sulselbar mengerahkan sekitar 2.100 personel gabungan. Dua pertiga pasukan diisi anggota polisi dari berbagai satuan, sementara sisanya terdiri dari 24 batalyon pasukan TNI. Dan mereka disebar di sejumlah objek vital, seperti kantor pemerintah, SPBU, jalan raya dan lain sebagainya.
INDRA OY | AAN PRANATA
Topik terhangat:
Rusuh KJRI Jeddah | Koalisi dan PKS | Perbudakan Buruh
Berita lainnya:
Edisi Khusus HUT Jakarta
Dosen UI Pengkritik Korupsi Jadi Tersangka
Aktris Ully Artha Meninggal Dunia
Alasan Jakarta Semakin Macet