TEMPO.CO, Batu - Sekitar 10 ribu warga Kota Batu, Jawa Timur, Senin 17 Juni 2013, berunjukrasa di depan Balai Kota Batu. Massa yang tergabung dalam Forum Masyarakat Peduli Mata Air (FMPMA) itu menagih janji Wali Kota Batu Eddy Rumpoko mencabut izin pembangunan Hotel The Rayja Cottage. "Stop pembangunan hotel The Rayja," kata koordinator aksi, Rudi.
Massa berdatangan dari enam desa yang berada di sekitar sumber air Gemulo, yakni Desa Bumiaji, Bulukerto, Sidomulyo, Pandanrejo, Torongrejo dan Desa Sumberbrantas. Sedangkan lokasi pembngunan hotel tersebut hanya berjarak sekitar 200 meter dari sumber air Gemulo. Itu sebabnya mereka khawatir terjadi kerusakan pada kawasan konservasi sumber air.
”Kami sangat bergantung pada pasokan air dari sumber air Gemulo untuk kebutuhan air bersih, irigasi dan kebutuhan lainnya,” ujar Rudi.
Aksi massa berlangsung mencekam. Mereka menjebol pintu gerbang Balai Kota. Mereka juga mencari Sekretaris Daerah Pemerintah Kota Batu Widodo. Ratusan polisi dan dari Satuan Polisi Pamong Praja tak bisa mengendalikan massa.
Massa juga melarang Pegawai Negeri Sipil (PNS) keluar dari ruangannya, sehingga dalam keadaan ketakutan, para PNS memilih berdiam di dalam ruang kerjanya.
Massa terus merangsek masuk ke dalam rumah dinas Wali Kota Batu yang berada di samping Balaikota. Mereka menuntut Wali Kota Eddy Rumpoko menerima aspirasi warga. Massa menuntut Eddy Rumpoko menandatangani surat pernyataan yang menyatakan Pemerintah Kota Batu mencabut izin pembangunan hotel The Rayja.
Eddy Rumpoko segera menemui massa di Balai Kota. Menurut Eddy, Pemerintah Kota Batu sedang mencari solusi untuk menyelesaikan persoalan tersebut. Eddy pun mengatakan, pihaknya menolak memberikan izin pembangunan hotel tersebut. "Pemerintah berkomitmen menjaga lingkungan dan memenuhi kebutuhan air bersih untuk warga," ucapnya.
Eddy juga menjelaskan, lahan di sekitar sumber Air gemulo telah dibeli oleh Pemerintah Kota Batu untuk kepentingan konservasi. Lahan tersebut akan ditanami aneka pepohonan sehingga kawasan sumber air tersebut aman. ”Tidak akan ada bangunan yang berdiri di kawasan sumber air,” tutur Eddy pula.
Sumber air Gemulo, kata Eddy, dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk kepentingan warga Kota Batu. Selain itu juga memasok kebutuhan air bersih untuk Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Batu dan Kota Malang.
EKO WIDIANTO
Topik terhangat:
Rusuh KJRI Jeddah | Koalisi dan PKS | Perbudakan Buruh
Berita lainnya:
Edisi Khusus HUT Jakarta
Dosen UI Pengkritik Korupsi Jadi Tersangka
Aktris Ully Artha Meninggal Dunia
Alasan Jakarta Semakin Macet