TEMPO.CO , Jakarta: Sebanyak 22 perwakilan negara Asia Pasifik bertemu dalam forum Centrist Asia Pacific Democrates International (CAPDI) membahas isu perdamaian dunia. Perwakilan negara ini adalah mantan petinggi dan pejabat negara yang hingga saat ini masih didengar oleh pemerintah dan warga di negaranya.
"Mereka adalah para begawan yang akan saling tukar pengalaman dalam mengelola negara mereka," kata Mantan Menteri Hukum dan HAM Hamid Awaluddin kepada wartawan di Makassar, Ahad 19 Mei 2013.
Menurut Hamid, konflik dalam suatu negara tidak cukup diselesaikan oleh negara yang bersangkutan. Karena bisa jadi pelaku utama konflik adalah jaringan antar negara. "Misalnya kasus Poso, jika ditelusuri ternyata sebagian pelaku pernah tinggal di Filipina," katanya.
Kondisi di negara Malaysia juga menjadi perhatian anggota delegasi. Karena setelah pemilihan umum, terbukti bahwa jumlah suara partai kalangan Melayu kalah dibandingkan jumlah suara partai etnis Tiong Hoa. "Bisa menyebabkan tekanan sosial," kata Hamid.
Gubernur Sulawesi Selatan Syahrul Yasin Limpo mengatakan, pemilihan Sulawesi Selatan sebagai tempat pertemuan adalah sangat tepat. Karena tepat di kabupaten Gowa telah dilakukan dua perjanjian perdamaian. "Perjanjian Malino I untuk kasus Poso dan perjanjian Malino II untuk kasus Ambon," kata Syahrul.
Perdamaian ini difasilitasi oleh HM Jusuf Kalla, putera Makassar yang saat itu menjabat sebagai menteri. "Setelah menjadi wakil presiden, Jusuf Kalla kembali mendamaikan TNI dan GAM di Aceh," kata Syahrul.
Perwakilan negara anggota CAPDI yang telah tiba di Makassar adalah Indonesia Kamboja, Thailand, Taiwan, China, Fhilipina, Inggris, Italia, Meksiko, Seychelles, Nepal dan Azerbaizan.
Hadir saat welcome dinner di rumah jabatan gubernur Sulawesi Selatan antara lain Chairman CAPDI M Jusuf Kalla, menteri koordinator kesejahteraan rakyat Agung Laksono, Mantan presiden Filipina Fidel V Ramos, Perdana Menteri Kamboja Samdech Hun Sen, dan Wakil perdana menteri kamboja Sok An. "Semoga pertemuan ini menghasilkan rekomendasi yang baik bagi perdamaian dunia," kata Syahrul.
Yara Sues Deputi Sekertaris Jenderal CAPDI mengatakan selain membahas konflik agama, ras, dan konflik minoritas-mayoritas, forum CAPDI juga akan membahas isu ekonomi. "Untuk menghilangkan jarak antara kelompok kaya dan miskin," kata Yara.
Forum CAPDI akan dilaksanakan mulai tanggal 19 - 22 mei di hotel Sahid dan hotel Aryaduta Makassar.
MUHAMMAD YUNUS
Topik terhangat:
PKS Vs KPK | E-KTP | Vitalia Sesha | Ahmad Fathanah | Perbudakan Buruh
Berita lainnya:
EDISI KHUSUS Cinta dan Wanita Ahmad Fathanah