TEMPO.CO, Malang -Sekitar seribuan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di Malang terancam gulung tikar. Masalah modal jadi persoalan utama. "Banyak UMKM tak memiliki barang yang bisa dijaminkan untuk mendapat modal dari bank," kata Ketua paguyuban UKM Amangtiwi Malang, Dwi Septariena, Jumat 17 mei 2013.
Di sisi lain, bantuan dana yang diberikan pemerintah dalam berbagai program lebih banyak tak tepat sasaran. Akibatnya, UMKM yang sebagian besar bergerak di industri makanan ini tak bisa meningkatkan usaha. Belum lagi kendala pemasaran dan manajemen yang membuat banyak UMKM kalah bersaing dan berguguran di tengah jalan.
"Usaha mikro beromset di bawah Rp 30 juta sulit bersaing," kata Dwi. Karena itulah dia meminta pemerintah agar memberikan kesempatan pelaku UMKM mengikuti pameran atau bazar untuk meningkatkan usaha. Tujuannya untuk meningkatkan pemasaran produk yang dihasilkan, serta pelatihan manajemen untuk menata usaha.
Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Kota Malang, Wahyu Setianto, mengaku bahwa bantuan belum maksimal. Dia beralasan anggaran untuk pelatihan UMKM selama setahun hanya Rp 75 juta untuk dua kali kegiatan. Sedangkan penerima pelatihan terbatas untuk 359 pelaku UMKM. "Kita sulit menjangkau 63 ribu UMKM di Malang," katanya.
Untuk permodalan, Pemerintah Kota Malang menyediakan pinjaman lunak tanpa agunan bagi koperasi dan UMKM. Total dana yang disediakan sebesar Rp 3 miliar, kredit diberikan dengan bunga sebesar enam persen.
EKO WIDIANTO
Berita lainnya:
Dinikahi Ahmad Fathanah, Surti Kaya Mendadak
KPK Akui Ada 20 Wanita Penerima Duit Fathanah
Nikahi Surti, Fathanah Belum Punya Anak
Begini Awal Maharani Berkencan dengan Fathanah