TEMPO.CO, Sampang-Konflik antara komunitas Islam Syiah dan Sunni di Dusun Nengkernang, Desa Karang Gayam, Kecamatan Omben, Kabupaten Sampang, ternyata menjadi komoditas politik pada pemilukada sampang Februari 2013 lalu. Hal ini terungkap dalam unjuk rasa ratusan warga Sunni dari Kecamatan Omben dan Karang Penang ke DPRD Sampang.
"Kami menagih janji pak bupati waktu pilkada," kata Faturrozi, koordinator warga sunni saat bertemu dengan bupati sampang KH Fannan Hasib di DPRD setempat, Selasa 7 Mei 2013.
Menurut Faturrozi, dalam acara penyampaian visi dan misi, hanya pasangan Fannan Hasib-Fadhilah Boediono yang berjanji akan merelokasi pengungsi Syiah jika dipercaya memimpin Sampang. "Sekarang sudah dua bulan menjabat, kami tagih janji itu," kata dia.
KH Abdul Goni, tokoh masyarakat Karang Gayam yang hadir dalam pertemuan itu mengatakan pengunjuk rasa hanya menyampaikan satu tuntutan agar penganut Syiah diusir dari Sampang. "Kami tidak percaya, jika warga syiah mau kembali ke Sunni, ujung-ujungnya balik ke syiah lagi," katanya.
Faturrozi mengancam, jika sampai pengungsi Syiah di kembalikan ke Nangkernang. "Dalam satu jam, akan kami bakar lagi mereka (Syiah)," katanya.
Mendengar tuntutan ini, Bupati Sampang KH Fannan Hasib dan Ketua DPRD Sampang Imam Ubaidilah langsung menyetujui tuntutan massa. "Nanti saya minta perwakilan warga ikut ke gubernur, supaya tahu bahwa kami terus berupaya merelokasi pengikut tajul," kata Imam Ubaidillah.
Fannan mengatakan meski dirinya bupati, kebijakan yang diambil harus disetujui gubernur dan presiden. Namun Fannan menegaskan bahwa dia sudah mengusulkan kepada Dewan Pertimbangan Presiden dan Komisi Nasional HAM agar kasus syiah ini dibicarakan secara terbuka di DPR RI supaya ada jalan keluar yang jelas. "Tapi sampai sekarang belum ada kejelasan,” kata Fannan.
MUSTHOFA BISRI