TEMPO Interaktif, Jakarta:Pada tahun anggaran 2004 pemerintah akan membuka rekrutmen pegawai negeri sipil (PNS) pusat dan daerah seluruh provinsi di Indonesia sebanyak 300 ribu orang.Rekrutmen itu meliputi tenaga dosen dan guru 208 ribu orang (di bawah koordinasi Depdiknas 110.500 orang dan di bawah koordinasi Departemen Agama 97.500 orang), 42 ribu tenaga kesehatan, dan 50 ribu tenaga strategis seperti penjaga gunung, hutan, pengairan, penyuluh pertanian, perikanan dan dokter hewan. Hal tersebut disampaikan Menko Kesra ad interim, Malik Fadjar, usai Rakor Kesra Bidang Kesejahteraan Rakyat, Rabu (8/9), di Jakarta. Malik Fadjar membantah rekrutmen ini terkait dengan pilpres. "Jangan mengkait-kaitkan dengan pilpres. Ini bukan kebutuhan mendadak, sudah lama," katanya. Jika saat ini tidak mengangkat PNS baru, katanya, maka pada 2006 PNS akan habis karena pensiun atau meninggal. "Tahun 2003 sudah warning kekurangan guru," katanya. Hal senada disampaikan Menteri Negara Pemberdayaan Aparatur Negara, Faisal Tamin, dan Kepala Badan Kepegawaian Nasional (BKN) Hardiyanto. Menurut Faisal, berdasarkan data Penataan Ulang Pegawai Negeri Sipil (PU PNS) yang dilaksanakan Juni-Juli 2003 lalu diketahui bahwa jumlah PNS saat ini hanya 3.648.005. "Jumlah ini belum cukup," katanya. Apalagi, tambahnya, jumlah rakyat Indonesia saat ini telah mencapai 217.500.000 jiwa. "Indonesia berada di bawah negara-negara lain dalam hal pelayanan kepada masyarakat," katanya.Ia mengungkapkan, rasio PNS terhadap seluruh rakyat Indonesia saat ini baru mencapai 1,7 persen, sementara Malaysia 3,68 persen, Singapura 2,67 persen, dan Brunei 12 persen. Ia menambahkan, sampai saat ini Indonesia kekurangan guru dan dosen sebanyak 705.707 orang dan kekurangan tenaga kesehatan sebanyak 169.707 orang. Menurutnya, jika tidak ada perekrutan, maka lima tahun lagi akan terjadi kesenjangan, karena setiap tahunnya 110 ribu orang akan pensiun. "Jika zero growth saja sudah merekrut orang sebanyak itu," ujarnya. Apalagi terdapat pemekaran atau penambahan 54 kabupaten atau kota baru dan empat provinsi baru yang harus dipenuhi pegawainya. "Ini kebutuhan riil yang nyata," katanya.Faisal membantah rekrutmen saat ini merupakan rekrutmen terbesar sepanjang sejarah. Ia mengungkapkan bahwa pada tahun 1984 pemerintah pernah merekrut 500 ribu guru. Badriah - Tempo News Room