TEMPO.CO, Banda Aceh- Kasus penembakan yang menyebabkan tewasnya kader Partai Nasional Aceh (PNA) tidak membuat gentar para kader lain dari partai bernomor 12 itu. ”Kami akan semakin kuat untuk menghadapi premanisme politik di Aceh,” ujar Ketua PNA Pusat, Irwansyah alias Tgk Muchsalmina kepada Tempo, Jumat, 26 April 2013.
Saat dihubungi Jumat sore, dia mengaku masih berada di Pidie menghadiri pemakaman Muhammad bin Zainal Abidin. Calon anggota legislatif untuk DPRD Kabupaten Pidie itu ditemukan tewas di jok tengah mobil Avanza miliknya yang masuk ke sungai Blang Beureueh, Kecamatan Mutiara, Pidie, Jumat pagi. Diperkirakan, ia ditembak Kamis malam lalu. “Anggota partai di sana hanya sedih, tidak ada yang mengeluh merasa takut.”
Irwansyah mengatakan kejadian tersebut adalah salah satu tantangan berat yang dihadapi partainya. Ketika ditanyakan siapa pelakunya, dia hanya menyebutkan preman politik yang ingin mengacaukan Aceh menjelang pemilu legislatif 2014. “Itu akan kami hadapi dan lawan bersama masyarakat.”
PNA terus memberikan jaminan keamanan dan kenyamanan bagi setiap anggota dan kader partai serta masyarakat umum dari sikap-sikap premanisme politik tersebut. Kadernya telah diimbau untuk saling menjaga keamanan dan mengawal satu sama lain. Antisipasi lain, PNA mendirikan posko-posko pengaduan dan memperkuat satgas pengamanan.
Tak hanya penembakan, seorang calon anggota legislatif perempuan PNA Kabupaten Aceh Besar, Zuhra, juga diancam tembak oleh Bidin, bekas anggota GAM pada pada 21 April lalu
ADI WARSIDI