TEMPO.CO, Jakarta - Anggota Komisi Hukum DPR, Martin Hutabarat, meminta pelaku penyerangan Lembaga Pemasyarakatan Sleman, Yogyakarta, hingga menewaskan empat tahanan, Sabtu dinihari, 23 Maret 2013, ditindak tegas.
Diduga pelaku penyerangan terkait dengan tewasnya anggota Komando Pasukan Khusus, Sersan Satu Santoso, di Hugo's Café, Sleman, Selasa, 19 Maret 2013, karena keempat tahanan yang tewas adalah tersangka pelaku pengeroyokan.
“Kami mendukung pernyataan Menkopolhukam Djoko Suyanto agar diambil tindakan tegas terhadap pelaku penyerbuan Lapas Sleman pagi tadi,” ujar Martin dalam pesan pendeknya kepada Tempo, Sabtu, 23 Maret 2013. Dia mengaku bisa memahami perasaan sedih dan marah kawan-kawan almarhum Santoso. (Baca kronologi penyerangan di sini)
“Namun mereka seharusnya bisa menahan diri, dan bisa menyerahkan kasusnya agar bisa diselesaikan secara hukum,” ujar politikus Partai Gerindra ini. Tindakan main hakim sendiri semacam ini, kata Martin, sering kali muncul karena kurangnya kepercayaan masyarakat terhadap hukum yang bisa memberikan rasa keadilan pada korban kejahatan. “Apabila rasa percaya itu ada, pasti insiden seperti ini tidak mungkin terjadi.”
Menteri Koordinator Politik Hukum dan HAM Djoko Suyanto memerintahkan Markas Besar TNI dan Polri untuk segera mengusut kasus penyerangan Lembaga Pemasyarakatan Sleman, Yogyakarta. “Siapa pun pelakunya, harus segera ditangkap dan diadili,” ujar Djoko. Ia mengaku sudah memerintahkan TNI dan Polri bekerja sama untuk mengusut penyerangan ini.
Kejadian ini bermula saat datang gerombolan dengan penutup muka dan melompati pagar penjara setinggi sekitar 1,5 meter. Setelah izin meminjam keempat tahanan tidak langsung dikabulkan, mereka memaksa penjaga membuka pintu dengan mengancam akan meledakkan granat. Dugaan sementara, ada sekitar 17 orang yang masuk.
SUBKHAN
Berita terpopuler lainnya:
Tampilkan Wanita 'Seksi', Samsung Afsel Dihujat
Jurus Jokowi Hadapi Warga Taman BMW
Adi Bing Slamet 'Diserbu' Pengikut Eyang Subur
Dahlan Iskan: Orang Batak Wajib Nonton Mursala
149 Menara Kontrol Bandara AS Hentikan Operasi