TEMPO.CO, Banjarnegara - Jarak luncuran gas beracun di Kawah Timbang, Dieng, Banjarnegara, Jawa Tengah, makin meluas hingga 700 meter dari pusat kawah berdasarkan pengukuran Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi. Sebelumnya ditetapkan batas aman 500 meter.
“Pada pengukuran sebelumnya biasanya nol persen, ini terdeteksi sampai 0,2 persen di radius 700 meter,” kata Anggota Badan Penanggulangan Bencana Daerah Banjarnegara, Andri Sulistiyo, Rabu 20 Maret 2013.
Pada Selasa pagi 19 Maret 2013 gas beracun belum menyebar sampai di radius 700 meter, meski bau belereng tercium hingga jarak 700 meter. Tapi ketika dilakukan pengukuran pada sore hari di delapan titik terdeteksi peningkatan jarak luncur gas beracun. Konsentrasi gas CO2 yang terdeteksi sebesar 0,2 persen volume, sedangkan H2S sebesar 6 ppm. Ambang batas aman konsentrasi gas CO2 sendiri ditetapkan 0,5 persen volume.
Meski luncuran gas semakin meluas, kata dia, status Kawah Timbang masih waspada dan belum dinaikan menjadi siaga. Pengungsian juga belum perlu dilakukan. “Tapi jika aktivitas Timbang kembali naik dan ditingkatkan menjadi siaga, saya siap mengevakuasi warga ke pengungsian,” ujar Kepala Desa Sumberejo Kecamatan Batur, Ibrahim, Rabu 20 Maret 2013.
Menurut Ibrahim, warga sekitar Kawah Timbang terutama Dusun Simbar mulai melakukan ronda pada malam hari guna mengantisipasi jika sewaktu-waktu terjadi peningkatan status akibat meningkatnya konsentrasi gas. “Warga sempat panik akibat bau belerang yang penyengat pada Senin 18 Maret sore,” katanya.
Ibrahim menjelaskan, berdasarkan pengalaman saat status Kawah Timbang ditingkatkan menjadi siaga pada 2011, warga setempat sudah paham apa yang harus dilakukan. Saat ini, ujarnya, petani kentang yang ladangnya berada di dekat kawah sudah tak bekerja di ladangnya lagi. "Mereka sementara mengerjakan ladang lainnya yang berada di luar radius bahaya. Luas lahan di dalam radius bahaya sekitar 50 hektare," katanya.
Peningkatan aktivitas Kawah Timbang terakhir terjadi pada Mei 2011. Saat itu, ribuan warga di sekitar kawah diungsikan karena gas mengalir lebih dari 1 kilometer. Pada 1979, Kawah Sinila juga sempat mengeluarkan gas beracun. Ratusan orang meninggal dan ribuan lainnya terpaksa ditransmigrasikan ke luar Jawa.
ARIS ANDRIANTO
Berita Terpopuler:
Inilah Pertemuan yang Menjerat Politikus Golkar
Rahmad Darmawan Umumkan 28 Pemain Timnas
Berkas `Kebun Binatang` Djoko Susilo Hilang
`Kebun Binatang` Djoko Susilo Diserbu Warga Lokal
KUHP Baru, Lajang Berzina Kena 5 Tahun Penjara