TEMPO.CO, Timika - Jenazah pendulang emas tradisional kembali ditemukan sudah membusuk di area PT Freeport Indonesia, Mile 31, pada Selasa, 19 Maret 2013 sore. Jenazah Yoseph Warfian, 50 tahun, ditemukan tergeletak di tanggul barat Mile 31. Warga Jalan Bougenvil Jalur 1, Kelurahan Koperapoka, Distrik Mimika Baru ini dikenal sehari-hari bekerja sebagai pendulang emas tradisional di aliran tailing PT Freeport Indonesia.
Ketika ditemukan, jenazah Yoseph mulai membusuk. Ada luka senjata tajam di kaki kiri dan kanan, dan luka panah di punggung kiri. Kepala Yosep juga terluka cukup parah.
Jenazah Yoseph pertama kali ditemukan pegawai PT Kuala Pelabuhan Indonesia (Kontraktor PT Freeport Indonesia), Yuli Manggera, 28 tahun. Menurut Yuli, jenazah Yoseph ditemukan dalam keadaan tertelungkup, ketika Yuli sedang menarik material menggunakan alat grader untuk merapikan jalan poros Timika-Tembagapura. "Saya lihat kaki korban," kata Yuli.
Yuli kemudian melaporkan penemuan jenazah Yoseph kepada petugas Freeport di Mile 34. Pengawas kemudian melaporkan kejadian ini kepada kepolisian.
Kepala Kepolisian Sektor Kuala Kencana, Ajun Komisaris Bernhard L Malau, Selasa sore, mengatakan belum bisa memastikan apakah Yoseph merupakan korban pertikaian pada Sabtu, 16 Maret 2013 pagi, yang menewaskan penjaga kios di Mile 32, Rusli. "Kami masih menyelidiki kasus ini," kata Bernhard L Malaon.
Baca Juga:
Jenazah Yoseph dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah Mimika untuk diotopsi. Keluarga Yoseph pada Selasa pagi melaporkan kehilangan keluarganya yang sejak Sabtu tidak kembali. "Jumat sore, Yoseph sudah turun, ketika tahu ada kejadian itu, Sabtu pagi, Yoseph kembali ke area pendulangan emas di Mile 30," kata Jansen, kerabat Yoseph.
Penemuan jenazah Yoseph kian menambah jumlah pendulang emas yang tewas. Hingga Selasa, 19 Maret 2013, jumlah korban tewas sebanyak enam orang. Mereka adalah Atinus Mom, Fitroni, Rusli, Lasusah, Lamuru, dan Yoseph Warfian.
Hingga Selasa petang situasi Kota Timika masih mencekam. Beberapa kelompok warga yang berbeda, berjaga-jaga di sekitar lingkungannya dengan senjata tajam. Polisi meningkatkan patroli untuk mengantisipasi berbagai kemungkinan.
Selain itu, sejak Sabtu 16 Maret 2013 lalu beredar pesan pendek yang memprovokasi warga Kota Timika, seolah-olah akan ada penyerangan kelompok warga ke kelompok warga lainnya. Wakil Bupati Mimika, Abdul Muis, meminta warga Kota Timika tetap tenang dan tidak terprovokasi pesan pendek yang disebarkan oleh kelompok yang tidak bertanggung jawab. "Saya minta warga tetap tenang dan tidak terprovokasi dengan pesan singkat yang menghasut itu," kata Muis.
Pada Selasa pagi, belasan pendulang emas dari kelompok etnis tertentu berusaha memasuki area aliran tailing PT Freeport. Belasan pendulang emas dengan senjata tajam dan bekal beras, minyak goreng, dan sejumlah kebutuhan lainnya, sempat bersitegang dengan Wakapolres Mimika, Komisaris Polisi Hotman Hutabarat. "Mereka kami imbau untuk tidak memasuki areal pendulangan karena situasi masih rawan," kata Hotman.
Para pendulang kemudian digiring ke Kantor Polsek Mimika Baru. Setelah didata polisi, mereka dipulangkan ke rumah masing-masing.
TJAHJONO EP
Berita Terpopuler:
Di KPK, Djoko Susilo Mulai Singgung 'Restu Atasan'
FBR Buka Suara Soal Penyerangan Kantor Tempo
Jupe Tertangkap di Cibubur
Tak Punya Jago, PDIP Turunkan Puan ke Jawa Timur
Kisah Jenderal Djoko dan Kebun Binatang
Penyerang Kantor Tempo Menangis dan Minta Maaf